Lihat ke Halaman Asli

Wahyu Sapta

TERVERIFIKASI

Penulis #Peraih Best In Fiction Kompasiana Award 2018#

Menikmati Sepiring Mie Kopyok Khas Semarang di Pinggir Jalan

Diperbarui: 18 Juli 2023   15:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sepiring Mie Kopyok khas Semarang yang nikmat. | Foto: Wahyu Sapta.

Suatu pagi menjelang siang di sebuah jalan kota atas Semarang, saya dan suami sedang melewati gang perkampungan di Jalan Ungaran. Tentu saja dengan berjalan pelan karena berada di jalan kampung yang nggak boleh ngebut.

Teng... teng... teng... suara piring yang dipukul sendok menggema tepat di depan kendaraan kami. Rupanya seorang penjual makanan dengan sebuah gerobak kecil di atas sepeda motor yang ia kendarai sedang berhenti.

Suami saya melirik ke arah samping. Ia meminta sebuah persetujuan, terlihat dari mimik wajahnya.

"Buk,"

"Apa?"

"Mau?"

"Iya, mau," jawab saya cepat. Wajahnya tiba-tiba berubah cerah seperti cuaca pada saat itu yang sedang tak berawan sama sekali di langit yang membiru. Lalu suami saya bertanya pada penjual tadi.

"Pak, mie kopyok?" tanyanya to the point. Penjual Mie Kopyok keliling memang khas dengan suara teng-teng.

"Betul, pak," 

Suami menunjuk sebuah lokasi di bawah pohon besar dan memintanya dengan memberi kode jari tangan berbentuk V. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline