Lihat ke Halaman Asli

“Dog Tag” Peninggalan Perang Vietnam yang Tercecer

Diperbarui: 4 September 2016   13:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

PADA suatu hari di tahun 2011, John Naismith, seorang guru dari Australia pergi ke Vietnam untuk mengajar bahasa Inggris. Dia berjalan-jalan ke suatu tempat, ke bekas pangkalan udara Amerika Serikat di Khe Sanh dan menemukan sebuah benda bercahaya di tanah terkena pantulan sinar matahari. Setelah diambil, ternyata sebuah dog tag -kalung berisi informasi dasar tentara- peninggalan perang Vietnam yang tercecer, bertuliskan "MARTINSON, L.P., USMC, LUTHERAN".

Naismith kemudian berusaha menghubungi beberapa sumber untuk mencari tahu siapa L.P. Martinson pemilik dog tag tersebut, dan tidak berhasil.

"His name is NOT on the ‘Wall’ so that means he made it out of Vietnam.”

Namanya tidak tercantum di daftar tentara yang gugur, berarti (dia berasumsi) Martinson berhasil selamat dan keluar dari Vietnam.

Karena menemui kebuntuan, akhirnya Naismith memberikan dog tag tersebut pada seorang temannya di California, yang kebetulan merupakan veteran NAVY. Foto dog tag dan cerita pun disebar melalui facebook, sehingga banyak veteran dan member aktif USMC ikut mencarinya.

Akhirnya, dua tahun sejak ditemukan oleh Naismith, atau 45 tahun sejak hilangnya, dog tag tersebut kembali ke tangan pemiliknya, seorang veteran Vietnam, Sersan Lanny P. Martinson. Dan Martinson pun menceritakan kisahnya saat dia kehilangan dog tagnya di tahun 1968.

****

WAKTU itu, Sersan Martinson baru berumur 23 tahun ketika dia bersama pasukannya berpatroli di daerah Khe Sanh, pada Juni 1968. Pasukannya melewati daerah beranjau, dan salah satu ranjau meledak. Beberapa pasukan gugur, dan kaki kanan Martinson terluka parah.

Sgt. Lanny P. Martinson.

Lanny Martinson dalam acara penyerahan dog tag.

Dia langsung mengikatkan "tourniquet" (sejenis "tali" yang diikat kuat untuk menghambat pendarahan) pada kakinya yang terluka parah, menyalakan rokok, berusaha tetap sadar, dan menunggu bantuan datang.

“I was always taught that if you put a tourniquet on, you’re going to lose whatever is on the other end of it".

Martinson sadar, bahwa dengan mengikat tourniquet, maka "apapun yang berada di ujung pasti akan hilang" (diamputasi).

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline