Lihat ke Halaman Asli

Vidi Susanto

Photography

Makom Eyang Ranggawulung yang Banyak Menyimpan Tanya

Diperbarui: 24 Mei 2023   13:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

makom eyang ranggawulung di kabupaten subang, foto:vidi susanto 

Bumi Perkemahan Ranggawulung yang sering digunakan untuk kegiatan kepramukaan atau tak jarang dijadikan tempat muda-mudi berkumpul ternyata menyimpan banyak pertanyaan, hal ini berkaitan keberadaan makam yang terletak diare tersebut. Tak hanya itu, Keberadaan mitos di masyarakat sekitar berkaitan dengan kerajaan siluman ular tentunya menjadikan perjalanan kali ini menyimpan sedikit rasa kekhawatiran.

Hutan Ranggawulung memiliki peran penting sebagai pemasok air bersih bagi kebutuhan masyarakat kota Subang. Ada tiga Seke Cai/ sumber mata air yang masih terjaga antara lain : Cekdam, Bron dan Cekungan Ranggawulung. lokasinya tak jauh dari jantung kota Subang hanya 2,1 km.

Di hutan ini masih dapat kita temui burung seperti Kutilang, Crukcuk, hingga Tikukur. Hutan nya tergolong rapat dengan didominasi pohon jati, mahoni hingga beberapa pohon penegak lainnya.

Perjalanan kali ini saya ditemani Mela (28), salah seorang penggiat budaya yang memiliki ketertarikan yang kuat akan nilai historis dalam kehidupan masyarakat. Bila dari arah Selatan tak jauh dari tugu selamat datang kita cukup mengambil jalan kesebelah kiri, ada warung disamping kanan sebelum memasuki kawasan makam yang tak jarang sering dijadikan tempat parkir bagi para peziarah.

Makom Eyang Ranggawulung saya jadikan rute keempat dalam agenda yang kita namai "nyaba sajarah"/ kunjungan sejarah. Jarak dari warung menuju area makam menghabiskan waktu kurang lebih 5 menit, setelah itu kita akan disuguhkan anak tangga yang tentunya bagi saya yang jarang berolah raga begitu berat.

Disana kita disambut bangunan atau masyarakat sekitar menyebutnya "Saung Agung Mbah Ranggawulung", yang sering dilakukan peziarah untuk bertawasul. Ada dua jalan menuju makam, saya menduga jalur sebelah kiri diperuntukan bagi mereka yang baru datang dan jalur sebelah kanan bagi mereka yang hendak pulang.

Ada perbedaan yang mencolok dari nisan Eyang Ranggawulung, beberapa tahun yang lalu hanya berlapis semen dan agak berlumut, namun kali ini ada sedikit perbaikan terkesan lebih rapih. Makam ini berukuran lebih panjang, sekeliling makam diberikan pagar pembatas.

Secara ukuran makom ini memiliki ukurna lebih panjang serta lebar, berbeda dengan makan lain seperti yang sering kita lihat. Apakah hal ini berkaitan dengan kepribadian Eyang Ranggawulung ? entah lah.

Lalu siapakah sosok Eyang Ranggawulung ? Mengapa makom Eyang Ranggawulung terletak di atas bukit ? apakah beliau mempunyai kedudukan tinggi ? sepeti yang kita ketahui Gunung merupakan tempat yang spesial bagi masyarakat Sunda, sebagai tempat yang disucikan.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline