Lihat ke Halaman Asli

Vida Hartanto

Social Media Marketing

Pantai Cemara Sewu, Pesona Tersembunyi Bantul Selatan

Diperbarui: 2 Desember 2020   20:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Google

Jalan Samas adalah salah satu jalan utama menuju pantai-pantai di Bantul Selatan, sebuah jalan yang sering dikaitkan dengan jalan kenangan yang memiliki romantisme tinggi.  

Saya dan seorang kawan tidak meromantisasi perjalanan yang kami lakukan di hari Minggu kedua di bulan November ini, selain karena kami sama-sama tidak membawa pasangan, bercerita tentang hal-hal yang kami alami selama setahun tidak bertemu menjadi lebih mengasikkan. Kecuali angin yang tidak sejalan dengan laju motor kami dan beberapa jalan berlubang yang harus dihindari, perjalanan sore tadi terasa tanpa hambatan.

Pantai-pantai di daerah Bantul tidak menuntut pengunjung untuk membayar mahal ketika ingin datang. Di ujung Jalan Samas, ada sebuah tempat pemungutan retribusi (TPR) yang menetapkan tarif masuk Rp7.000,- pada hari kerja dan Rp10.000 pada hari libur atau ketika ada acara tertentu. Tarif tersebut termasuk biaya asuransi jika ada kejadian yang tidak diinginkan, misalnya tenggelam atau tersengat ubur-ubur. 

Bagi pengunjung lokal, terutama yang berdomisili di daerah Bantul Selatan, tidak jarang mengganti uang retribusi dengan ujaran, "Klamit, Pak" yang menandai bahwa pengunjung tersebut bukan pengunjung jauh. Biasanya, meskipun dengan berkacak pinggang, penjaga TPR tetap akan tersenyum dan memperbolehkan untuk terus berjalan.

Semilir angin dan semerbak bau laut menyambut kami ketika memasuki Jalur Lintas Selatan atau yang terkenal dengan nama JLS. JLS adalah sebuah jalan beraspal yang belum lama dibangun di sepanjang jalan di tepi Pantai Selatan Pulau Jawa. Jalan sepanjang 160 kilometer ini merupakan jalan menuju jembatan di atas Kali Progo yang menghubungkan Kabupaten Bantul dan Kabupaten Kulon Progo. 

Di sepanjang JLS, ada banyak jalan kecil yang mengarah ke berbagai pantai yang indah di pesisir Selatan Pulau Jawa, biasanya ada plakat yang menunjukkan nama pantai yang bisa dituju.

Kami memilih sebuah pantai yang tidak terlalu terkenal bernama Pantai Cemara Sewu. Dari JLS, saya perlu melatih kelincahan mengemudi untuk dapat mencapai lokasi tanpa harus memakan waktu lama, beruntungnya saya tidak 'menembak' untuk mendapat Surat Izin Mengemudi. Sejak tiba di area parkir, Pantai Cemara Sewu tampak lengang dibandingkan dengan pantai-pantai di sekitarnya, seperti Pantai Parangtritis, Pantai Samas, atau Pantai Parangkusumo. 

Sejujurnya, aplikasi GoogleMaps bahkan menyesatkan pengendara yang mencoba mencari lokasi Pantai Cemara Sewu ke sebuah kandang ayam yang cukup besar milik warga sekitar, termasuk saya di beberapa tahun lalu. 

Beruntungnya lagi, salah seorang teman sekolah saya adalah penduduk asli di daerah pantai sehingga saya sering menelusuri daerah-daerah pantai dan tidak lagi tersesat di kandang ayam. Mungkin kesulitan pencarian lokasi juga merupakan salah satu penyebab lebih sepinya pantai ini dibanding pantai lain.

Memasuki area pantai, tampak tiga orang anak kecil berlarian dan berebut ayunan yang terbuat dari tali dan potongan ban truk yang digantungkan pada salah satu ranting pohon cemara, local pride sekali. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline