Lihat ke Halaman Asli

Veronica Ari

Ad maiorem Dei gloriam

Kolb's Experiential Learning Theory

Diperbarui: 7 Desember 2021   11:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

David Kolb adalah seorang filsuf yang beraliran Humanistik, lahir di Amerika tahun 1939. Dimana aliran ini lebih melihat pada sisi perkembangan manusia. Pada awal tahun 1980-an Kolb berhasil mengembangkan teori Experiential Learning Theory (ELT) yang menekankan pada sebuah model pembelajaran yang holistik dalam proses belajar.

Kolb mendefinisikan belajar sebagai proses dimana pengetahuan diciptakan melalui transformasi pegalaman. Pengetahuan dianggap sebagai perpaduan antara memahami dan mentransformasi pengalaman. Adapun yang menjadi tujuan Experiential Learning yaitu mengajak siswa untuk memandang secara kritis kegiatan yang ditemui dalam kehidupan sehari-hari dan melakukan penelitian sederhana untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi dan kemudian menarik kesimpulan bersama. Dengan kata lain, teori ini lebih menekankan pada pengalaman konkret atau nyata.

Experiential learning Theory ini memiliki siklus yang terdiri dari empat elemen, yaitu :

a. Concrete experience (emotions)

Pada siklus pertama ini siswa belajar melalui perasaan (feeling) dengan menekankan pada segi-segi pengalaman konkret, selain itu juga lebih mengutamakan relasi pada sesama dan sensitif terhadap perasaan orang lain.

b. Reflective observation (watching)

Siklus yang kedua ini menjelaskan bahwa siswa belajar melalui pengamatan (watching) yang penekanannya pada mengamati sebelum menilai, menyimak suatu perkara dari berbagai sudut pandang, dan selalu menyimak dari hal-hal yang diamati.

c. Abstract conceptualization (thinking)

Pada siklus ketiga ini, siswa belajar melalui pemikiran (thinking) dan lebih fokus pada analisis dari ide-ide, perencanaan yang sitematis dan pemahaman intelektual dari situasi yang dihadapi.

d. Active experimentation (doing) 

Pada siklus keempat ini, siswa belajar melalui tindakan (doing), cenderung kuat dalam segi kemampuan untuk melaksanakan tugas, dan berani mengambil resiko serta memberikan pengaruh terhadap orang lain melalui perbuatannya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline