Lihat ke Halaman Asli

Momentum yang Terlewatkan dari Perayaan 17 Agustus di Papua

Diperbarui: 25 Juni 2015   01:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13463484741606065464

*) Di Bovendigul, 300 warga dari PNG ikut Upacara Sikap anti-NKRI tampaknya mulai memudar di kalangan warga Papua yang di masa lalu mengungsi ke negara tetangga Papua Nugini (PNG). Kala itu, mereka dikhabarkan meninggalkan kampung halaman karena takut dikejar aparat keamanan lantaran keterlibatan mereka dalam upaya pemberontakan anti-Indonesia. Setelah sekian puluh tahun bermukim di tanah orang, dan mendapat khabar saudara-saudaranya di kampong halaman hidup aman, damai, berkecukupan, dan mulai terlibat aktif membangun kemajuan bersama Pemerintah, merekapun tergerak untuk melihat dari dekat khabar bagus itu. Sudah ada sejumlah rombongan repatrian yang secara bertahap meninggalkan tempat pengungsian dan pulang ke kampung halaman sendiri. Konon, jumlahnya sudah di atas 10 ribu orang. Sebagian besar mereka menempati perkampungan baru yang disediakan Pemkab-pemkab wilayah perbatasan, seperti di Kuini, Arso dan lainnya. Tanggal 17 Agustus 2012 misalnya, ada serombongan calon repatrian yang 'pulang sementara' untuk melihat-lihat situasi di kampung mereka di wilayah Bovendigul. Jumlahnya mencapai 300 KK. Oleh Pemkab dan aparat keamanan setempat, mereka dipersialahkan ikut menyaksikan upacara peringatan HUT ke-67 Kemerdekaan RI di Kampung Ninapi, Kabupaten Boven Digoel. Mereka tampak  terharu melihat keakraban para pejabat Muspida, aparat keamanan, pegawai pemerintah dan warga masyaakat hidup berdampingan sebagai sebuah keluarga. Pemandangan itu jauh dari apa yangselama ini terlintas dalam benak dan pikiran mereka bahwa aparat itu arogan dan kasar. Padahal, semunya tidak seperti demikian yang terjadi di lapangan. Sehingga sebagian besar mereka kontan menyatakan niatnya akan kembali ke pangkuan NKRI.

“Ya, sepertinya mereka tidak percaya tatkala para prajurit sangat dekat dengan warga. Tetapi, itulah kenyataan yang sebenarnya,” ungkap Danyon Satgas Pamtas Yonif 121/Macan Kumbang, Letkol (Inf) Ayub Akbar

Menurutnya, 300-an warga itu dipastikan akan bergabung kembali ke pangkuan NKRI. Tidak ada paksaan atau desakan dari pemerintah maupun prajurit yang bertugas di daerah perbatasan. Tetapi atas inisiatif dan niat mereka sendiri.

“Kami akan bangun komunikasi dengan Pemkab Boven Digoel sehingga ke depan, kegiatan pelayanan kesehatan bisa dilakukan secara rutin,” ungkap Ayub Akbar mensikapi keluhan 300 warga itu yang mengaku sangat minim mendapatkan pelayanan kesehatan di tempat pengungsian mereka. Sumber : http://www.papuapos.com/index.php?option=com_content&view=article&id=7277:ratusan-warga-negara-png-berniat-kembali-ke-nkri&catid=1:berita-utama




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline