Lihat ke Halaman Asli

Varhan AZ

Penyemangat

Survivor Bully, Berjuanglah!

Diperbarui: 8 September 2020   19:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok: Pribadi

Oleh: Varhan Abdul Aziz (Chairman Trainer Winners Program)

*Tulisan ini saya persembahkan untuk korban bully di seluruh dunia.. tetap berjuang.. tetap menginspirasi*

Saya Korban Bully.. percaya ga? Pasti ga percaya. Waktu SD kelas 5-6 saya pindah dari SDIT ke sekolah negeri. Jadi korban bully, karena anak baru ga punya temen. Tiap hari sebelum pulang harus absensi dengan cara digebugin sama anak2 kelas. Dikatain bau, dibilang gendut, bego, dan.. karena seringnya dikatain, jadi bego beneran.

Di sekolah swasta dulu dapet ranking 10 besar, di SD Negeri, alhamdulillah dapet ranking 2. DARI BELAKANG. Jadi orang terbodoh no 2 seangkatan, karena alam bawah sadar Varhan kecil dirusak oleh teman2 yg tidak berperasaan. Tapi beruntungnya, allah titipkan Mental super kuat dalam tubuh kecil dulu.

Kalau diingat tensi bully yg dihadapi dulu, sudah layak banget masuk syarat layak bunuh diri (naudzu billah). Alhamdulillah, Allah maha baik, alam bawah sadarnya dirusak, tapi alam sadarnya dikuatkan. Di Akhir SD saya belajar sekuatnya, hanya dengan cara itu saya melawan mereka, mengembalikan harga diri saya.

Alhamdulillah saya lulus dengan NEM EBTANAS baik, naik puluhan peringkat ke depan, karena sadar harus berubah dan melawan dengan prestasi, saya buktikan saya lebih pintar dari mereka yang suka membegoi saya. Nilai mereka banyak yg dibawah saya. Nilai saya cukup masuk sekolah Favorit 1. Tapi saya ga mau ketemu lagi anak2 jahat itu. Akhirnya saya pilih masuk SMP Peringkat ke 2 di Kota saya.

Di sana saya jadi pribadi baru, menata kembali hidup, punya teman, bergaul, dan tetap punya musuh, tapi sekarang saya berani dan bisa melawan. Pernah dikeroyok 20 orang di sekolah, tapi ga gentar dan melawan, biar bonyok, tapi harga diri terjaga, orang segan ga berani lagi mengganggu.

Di lingkungan yg berbeda, orang bisa punya hidup yg berbeda. Saya Belajar rajin, Selalu masuk peringkat 5 besar selama 3 tahun di SMP. Di Kelas 2 meraih Ranking 1 tak tergantikan selama 2 smester. Kelas 3 masuk kelas unggulan, isinya anak baik dan pinter, alhamdulillah, kelas unggulan memang tempat hidup paling aman. guru2 semua melindungi kelas ini, preman2 sekolah ga ada yg berani palak, karena pasti langsung ditangkep guru.

Disini hidup mulai berubah. Lulus SMP dengan NEM peringkat 10 besar di sekolah, masuk SMA unggulan 1 di Provinsi. Angin perubahan kehidupan, di SMA ga ada lagi ngerasain Bully dari sesama, karena karakter saya terbentuk lebih kuat, bisa bergaul.dan belajar memimpin, jadi Anak OSIS, sampai Ketua Umum Paskibra. Mengukir banyak prestasi, dapat beasiswa 2 tahun berturut2.

Tapi hidup ga selalu seindah kisah sinetron. Tantangan di sini justru tantangan mental menghadapi guru killer, pembina organisasi yg suka meremehkan, memarahi didepan umum, sampai menjatuhkan harga diri. Semakin bersyukur karena Allah menitipkan hati yg kuat.  Disana saya sadar, dimana kamu berada, pasti selalu akan ada orang yg tidak suka. Tempat yg penuh orang baik itu akan muncul, suatu saat nanti. Sebelum itu tiba, jalani hidup sekuat, sebaik mungkin dan bertahanlah!

Di SMA bukan berarti mental saya tdk terguncang.. nilai saya turun, karena kepikiran Ditambah kondisi ekonomi keluarga yg memburuk, ayah saya supir beranak 4, semua harus sekolah, semua harus makan. Hidup susah adalah fakta yg harus saya jalani. Sy lagi2 bersyukur, mental saya dibuat Allah dari baja! Saya bukan orang yg serba terdepan, tapi kehidupan mengajarkan saya untuk selalu lebih baik.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline