Lihat ke Halaman Asli

VANESA

Diam Bukan Berarti Takut

Nestle Batita Menuju Kebiasaan Baru Dukung Sehat Bebas Stunting di Gampong Tangguh Aceh

Diperbarui: 6 April 2021   17:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Penulis: Vanesa

Stunting adalah kondisi dimana balita memiliki panjang atau tinggi badan yang kurang jika dibandingkan dengan umur. Kondisi ini diukur dengan panjang atau tinggi badan yang lebih dari minus dua standar deviasi median standar pertumbuhan anak dari WHO. Balita stunting termasuk masalah gizi kronik yang disebabkan oleh banyak faktor seperti kondisi sosial ekonomi, gizi ibu saat hamil, kesakitan pada bayi, dan kurangnya asupan gizi pada bayi. Balita stunting dimasa yang akan datang akan mengalami kesulitan dalam mencapai perkembangan fisik kognitif yang optimal.

Stunting terjadi mulai dari pra-konsepsi ketika seorang remaja menjadi ibu yang kurang gizi dan anemia serta menjadi parah ketika hamil dengan asupan gizi yang tidak mencukupi kebutuhan. Ditambah lagi ketika ibu hidup di lingkungan dengan sanitasi yang kurang memadai. Merujuk pada pola piker UNICEF, masalah stunting terutama disebabkan karena ada pengaruh dari pola asuh, cakupan dan kualitas pelayanan dan kesehatan, lingkungan dan ketahanan pangan.

Pola asuh (caring) termasuk dalam kategori Inisiasi Menyusu Dini (IMD), menyusu eksklusif sampai dengan 6 bulan. Dan pemberian ASI dilanjutkan dengan Makanan Pendamping ASI (MPASI) sampai dengan 2 tahun merupakan proses untuk membantu tumbuh kembang bayi dan anak. Sedangkan ketahanan pangan (Food Security) tingkat rumah tangga adalah aspek penting dalam pencegahan stunting. Isi ketahanan pangan termasuk ketersediaan pangan sampai level rumah tangga, kualitas makanan yang dikonsumsi (intake) serta stabilitas dari ketersediaan pangan itu sendiri yang terkait dengan akses penduduk untuk membeli.

Masalah ketahanan pangan tingkat rumah tangga masih tetap menjadi masalah global. Dan juga di Indonesia, maasalah ketahanan pangan ini sangat terkait dengan kejadian kurang gizi, dengan indicator prevalensi kurus pada semua kelompok umur. Dalam jangka panjang masalah ini akan menjadi penyebab meningkatnya prevalensi stunting.

Kamis, 1 April 2021, PT Nestle Batita melakukan kegiatan dukungan sehat bebas stunting di Pasar Rakyat Gampong Buket Meutuah, Kecamatan Langsa Timur, Kota Langsa, Provinsi Aceh. Dimana, dalam acara ini di hadiri oleh ibu-ibu Gampong Buket Meutuah yang memiliki bayi/ Balita, ibu-ibu Kader Posyandu Gampong Buket Meutuah, Ramil Langsa Timur, Camat Langsa Timur, Kapolsek Langsa Timur serta juga dihadiri oleh Kepala Tata Usaha dan staf Puskesmas Langsa Timur.

Kegiatan dukungan sehat bebas stunting yang di lakukan oleh PT Nestle Batita, semuanya berjalan sesuai protokol kesehatan. Seperti para tamu undangan dan yang menggelar acara harus memakai masker, menyediakan tempat cuci tangan dan hand sanitizer, serta menjaga jarak antara satu sama lain. Karena selama masa pandemi kita harus menjaga kesehatan, agar ibu dan anak  tetap sehat selama masa pandemi dalam program Kampung Tangguh Nestle Batita. (Ujar Budiman yang merupakan Sales Eksekutif Nestle Batita)

Camat Langsa Timur, Hendri Soenandar. S.STP. MSi, mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Nestle Batita yang sudah menunjukkan Gampong Buket Meutuah sebagai Kampung Tangguh Nestle Batita di Kecamatan Langsa Timur, Kota Langsa. Karena Gampong Buket Meutuah juga merupakan gampong perdana yang launching sebagai Gampong Tangguh pada tahun 2020 dan perdana di Kota Langsa. Program Nestle Batita dalam kegiatan dukungan bebas sehat stunting ini merupakan suatu kebanggan bagi Kecamatan Langsa Timur, dengan tujuan mendorong masyarakat dalam kemandirian untuk mencegah penularan COVID-19.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline