Goodbye 2019!
Saya meninggalkan 2019 dengan berat hati karena banyak kenangan baik. Lebih banyak yang tidak menyenangkan tapi menjadi kenangan baik karena bermakna untuk menjadikan saya lebih baik, kalau mau ...
Salah satu doa saya kalau di gereja adalah mendoakan orang-orang yang membuat saya menjadi lebih baik. Tahun 2019 Tuhan memberikan saya banyak sekali orang-orang baru dan pendapat-pendapat baru.
Saya beruntung mendapatkan United Board Fellows untuk mengikuti Leadershio Training di Harvard University Juli 2019 lalu. Salah satu proses training itu adalah saya mendapatkan feedback tentang kepemimpinan saya selama ini dari anak buah, teman sejawat dan atasan saya. Semua berjumlah 20 orang lebih.
Masukannya lengkap tentang kebaikan saya, kekurangan lalu apa yang harus saya hentikan, perbaiki dan lanjutkan. Sangat bagus feedback ini, namun ... shocking!
Walaupun saya belajar mendapatkan feedback, reaksi saya tetap belum siap. Pertama pasti penolakan. Saya menolak semua kekurangan saya, walau ada yang benar, tapi rasanya kalau orang lain yang mengatakan sepertinya salah.
Kedua, marah. Saya marah dengan yang memberi masukan jelek. Ketiga, sedih dan putus asa. Ketika saya konsultasikan ke mentor saya di Harvard, mereka bilang terima saja masukan itu entah benar atau tidak karena itu persepsi yang mereka terima tentang saya.
Keempat, bangkit berdiri. Saya percaya Harvard, maka saya turuti nasehat untuk menerima feedback apa adanya tanpa kemarahan dan kesedihan. Perbaiki yang memang dibilang kurang.
Pulang dari Harvard, saya berusaha memperbaiki kekurangan dalam hal yang sederhana. Sangat susah, namun ada progres. Saya merasa semakin nyaman dengan semua pihak. Mereka juga semakin menerima saya karena perubahan itu. Saya semakin percaya diri untuk menjadi lebih baik.
Marilah berubah di tahun 2020!