Lihat ke Halaman Asli

R.A. Vita Astuti

IG @v4vita | @ravita.nat | @svasti.lakshmi

Sumpah Pemuda, Mau Dibawa ke Mana Pemuda Kita?

Diperbarui: 27 Oktober 2020   21:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumen Pribadi

Momen 28 Oktober sangat tepat sebagai refleksi yang berhubungan dengan 'pemuda'. Selain semangat nasionalisme, Sumpah Pemuda juga mengingatkan kita akan keberadaan pemuda yang berkonstribusi terhadap kemerdekaan Indonesia. Mereka menduduki peran penting dalam keberlangsungan bangsa: rasa memiliki tanah air, bangsa dan bahasa. 

Pentingnya peran mereka membuat penting juga proses mereka berperan sekarang ini, menjadi tanggung jawab seluruh warga negara. Bidang terdekat adalah yang mengarahkan mereka berkembang sebagai generasi harapan bangsa, yaitu bidang pendidikan.

Saya menemukan kutipan yang disampaikan oleh Jack Ma, sangat cocok dengan suasana Sumpah Pemuda ini:

Sumber: Twitter @rezoomo_com

Dalam kutipan tersebut: "They will change the world" - adalah pesan bahwa generasi mudalah yang akan menguasai dunia. Akan kita bawa ke mana mereka? Kita bukan berperan sebagai suatu otoritas tapi memberi arahan dan didikan sehingga mereka mendapat pengetahuan, akhirnya mereka dibebaskan untuk memilih dengan dasar pengetahuan yang baik dan lengkap.

Pertanyaan selanjutnya adalah bagaimana kita memberikan pendidikan yang tepat?

Kita harus mengenal anak didik dengan baik untuk menyampaikan sesuatu yang sesuai dan bisa diterima dengan baik. Para 'young people' kita adalah generasi digital. 

Kita ketahui mereka sudah sangat familiar dengan Google search dan internet. Mereka bisa belajar apapun dari segala sumber di internet. Tidak tergantung pada guru atau dosen di sekolah atau kampus. 

Lalu bagaimana peran pendidik di generasi ini? Apakah membiarkan diri tergantikan oleh internet? Atau bagaimana supaya tetap eksis di peran pendidikan dan tidak tergantikan oleh internet?

Sudah lama pemerintah memasukkan Pendidikan Karakter dalam setiap kurikulum sekolah dan pendidikan tinggi, dalam bentuk mata pelajaran ataupun kegiatan ekstrakurikuler. Menurut saya, poin pendidikan ini yang tidak akan pernah tergantikan oleh internet - bila dilakukan dengan relasi interpersonal.  

Saya senang sekali ketika menemukan kutipan Jack Ma (lagi) dari salah satu postingan teman di Facebook: "Do not teach our students something that machines can do it better; teach them humanity, empathy (characters), art and innovation."

Pendidikan Karakter bisa menjadi salah satu jawaban untuk kegelisahan pendidik yang merasa tergantikan oleh internet. Jadi selaras dengan kutipan dari Jack Ma, janganlah kita mengajar apa yang sudah diberikan di dunia maya. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline