Lihat ke Halaman Asli

Urip Hidayat

Guru, penulis pemula, dan pemikir

#2 Berkah Cinta Guru Honorer

Diperbarui: 8 Mei 2022   09:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Sore itu sehabis sholat ashar berjamaah aku sengaja belum meninggalkan ruang utama mesjid karena ingin berbincang dengan beberapa teman dari jamaah mesjid Al Anshor Karawaci Tangerang.

Di tengah-tengah kami sedang asyik berbincang masuklah rombongan anak-anak kecil murid TPA Al Anshor ke dalam mesjid seketika ruangan ramai oleh suara anak-anak TPA tersebut. Ku lihat sekilas ada 2 orang ustadzah muda yang sedang mengatur anak-anak agar bisa berbaris dengan rapih dan teratur.

"Anak sholeh soleha" kata salah satu dari ustadzah muda.

"Siap!" jawab anak" serempak.

"Ayo sekarang kalian baris yang rapi dulu ya dan jangan ada yang bersuara. Kita akan praktik sholat ashar berjamaah." kata ustadzah berkerudung merah yang hitam manis berhidung mancung berperawakan mungil dan langsing.

Aku pun sekilas melihat dirinya dan melemparkan senyum sekedarnya. Dan diapun membalas  dengan senyum manisnya. Deg...deg...ser... tiba-tiba ada suatu perasaan yang menggebu di dalam hati ini. Tapi aku tetap berusaha cool (padahal di dalam hati sudah mulai ada rasa kagum).

Beberapa saat di tengah-tengah obrolan kami, sesekali aku curi-curi pandang ke ustadzah muda yang sedang mengawasi anak-anak praktik sholat itu. 

Entah perasaan ku saja atau memang dia juga melayangkan pandangannya kea rah ku dan melemparkan senyumannya yang manis itu (waduh jadi teringat nostalgia waktu bertemu saat pandangan pertama nih. Hehehe…). 

Oh iya sebetulnya aku dulu adalah seorang yang introvert agak tertutup tidak mudah bersosialisasi jadi untuk bisa melakukan pertemanan harus loading agak lama dulu (seperti komputer zaman jebod aja ya pake lola alias loading lama. Hehehe…). Iya memang watak asli pembawaan dari lahirnya seperti itu jadi tidak akan memulai obrolan jika tidak ditanya atau disapa terlebih dahulu.

Lebih banyak mendengarkan obrolan orang lain daripada berbicara sekedar untuk berkomentar apalagi berkata-kata panjang lebar (bukan tipe aku itu). Teman ku tidak terlalu banyak saat itu mungkin bisa dihitung dengan jari, ya karena sifat ku yang tertutup dan memilih teman yang kira-kira cocok dan nyaman dengan ku.

Oh iya aku dan ayang embeb moment pertama kali kita bertemu di tahun 2002. Umur ku saat itu 23 tahun dan dia 22 (kata Bang Haji Rhoma darah muda) ya kita masih semangat dan menggebu-gebu untuk menggapai cita-cita dan mimpi-mimpi di masa depan. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline