Lihat ke Halaman Asli

Abdisita Sandhyasosi

Penulis buku solo "5 Kunci Sukses Hidup" dan sekitar 25 buku antologi

Menjalani Hidup ala Bu Tuni

Diperbarui: 5 Januari 2023   23:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri.


Menjalani Hidup Ala Bu Tuni


Siapakah Bu Tuni? Apakah dia seorang tokoh sehingga penulis  perlu menulis kisahnya ? Sebelum menjawab pertanyaan tersebut, marilah simak  tulisan  Bu Doktor di grup WA yang berjudul "Kita Bisa Apa: Terpenjara Di Rumah Sendiri."  Bu Doktor berkata begitu karena pada waktu itu pandemi covid sudah satu tahun lebih dan belum menunjukkan tanda-tanda berakhir.  Banyak rumah sakit kewalahan menerima kedatangan pasien covid. Bahkan pasien yang meninggal karena covid harus mengantri untuk perawatan jenazah mereka di rumah sakit.

Dan  hari itu kita menyaksikan penghuni makam bertambah  hanya dalam hitungan bulan.

Lalu  Bu Doktor menunjukkan  catatan temannya terkait dengan  perkembangan kasus covid-19 di Indonesia.
Tgl. 2 Maret 2020 kasus pertama Covid-19 ditemukan di Indonesia.
Tgl. 26 Januari 2021 (331 hari kemudian) sebanyak 1.000.000 PERTAMA kasus penderita Covid-19 di Indonesia.
Tgl. 21 Juni 2021 (151 hari kemudian) sebanyak 1.000.000 KEDUA kasus penderita Covid-19 di Indonesia.
Tgl. 22 Juli 2021 (31 hari kemudian) sebanyak 1.000.000 KETIGA kasus penderita Covid-19 di Indonesia.

Jadi waktu itu pencapaian setiap 1.000.000 penderita makin lama makin pendek.

Dari catatan itu bu doktor kemudian menyimpulkan bahwa kita  tidak sedang baik-baik saja.  Kita tak mudah lagi  bepergian.  Bahkan sekedar untuk ke luar rumah membeli sembako. Lebih-lebih berobat ke rumah ketika jatuh  sakit.
Sehingga akhirnya kita  terpenjara di rumah sendiri.  

Lantas Bu Doktor melanjutkan perkataannya.  Kapan semua ini berakhir? Kapan kesedihan ini berujung? Kapan kita bisa berkumpul seperti dulu lagi ? Kejenuhan, kebosanan, ketidakberdayaan silih berganti mengisi jiwa yang setengahnya sudah kosong.

Stop. Mari kita beralih pada sosok perempuan sederhana. Namanya Bu Tuni.  Usianya sekitar 69 tahun. Sudah punya banyak cucu. Tetapi tak mau hidup atau direpoti cucu. Karena mendidik anak adalah tugas orang tua. Sedangkan tugasnya dia sebagai nenek dan suaminya sebagai kakek sekarang adalah fokus mendekatkan diri kepada-Nya. 

Bu Tuni nyaris tidak pernah  pegang HP. Karena  Bu Tuni tidak bisa mengoperasikannya. Dia hanya lulusan SD. Meskipun demikian caranya menikmati hidup pada masa pandemi covid yang belum benar-benar berlalu patut dijadikan contoh. Paling tidak bagi penulis.

Bu Tuni percaya Covid-19 ada. Dan tidak percaya bahwa orang sakit yang berobat ke rumah sakit  tidak selalu terkena covid.  Qodarullah, Bu Tuni pernah dadanya sesak dan berobat ke rumah sakit. Sampai di rumah sakit Bu Tuni di-swab. Ternyata hasilnya negatif. Dan Bu Tuni sesak bukan karena terpapar covid-19. Tetapi karena penyakit asmanya kambuh. Sehingga dokter mengizinkan Bu Tuni pulang, setelah sehari menjalani rawat inap   di rumah sakit.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline