Lihat ke Halaman Asli

Tutut Setyorinie

TERVERIFIKASI

Lifelong Learner

Balada Pembelajaran Jarak Jauh Bagi Ibu Pekerja

Diperbarui: 21 Desember 2021   11:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Pembelajaran Jarak Jauh | sumber: https://id.theasianparent.com

Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) yang ditetapkan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim, tampak menuai berbagai polemik. Mulai dari keterbatasan perangkat, minimnya pemahaman tentang teknologi hingga sulitnya mendapatkan akses internet.

Satu lagi yang tidak kalah genting adalah peran ibu pekerja yang harus turut membimbing proses pembelajaran anak di rumah. 

Menjadi seorang ibu sekaligus pekerja memang bukan hal yang baru di lingkungan kita. Beberapa tetangga saya terbukti sukses membesarkan anak mereka sambil bekerja. Pagi menyiapkan sarapan sembari memastikan anak berangkat ke sekolah. Sore sepulang kerja membereskan pekerjaan rumah, lalu berlanjut ke malam untuk membimbing anak belajar. 

Namun kebiasaan ini terpaksa harus berubah semenjak Koronamaru alias Covid 19 ditetapkan sebagai pandemi yang harus dihindari. Anak-anak kini berada hampir seharian di rumah, mulai dari belajar, bimbel hingga mengerjakan tugas praktik.

Hal ini menyebabkan para ibu pekerja harus membagi fokus pada anak mereka di tengah deadline pekerjaan.

Kejadian ini dialami sendiri oleh teman se-divisi saya, sebut saja Ani (F,34). Ani memiliki dua anak yang masih berada dalam jenjang Sekolah Dasar dan menerapkan PJJ. Ani tinggal bersama Ibunya, yang secara tidak langsung menjadi pengasuh bagi kedua anaknya ketika ia dan suami pergi bekerja.

Sebelum ada pandemi, Ani dan suami bergantian mengantar anaknya ke sekolah. Sepulang sekolah, anaknya disambut oleh sang Ibu yang kemudian menyiapkan makan dan menemaninya bermain. Kemudian malam hari adalah waktu bagi Ani untuk membantu anaknya mengerjakan tugas sekolah.

Namun semenjak Covid 19 menyebar luas dan PJJ ditetapkan, Ani menjadi hilang fokus dengan pekerjaannya karena harus turut mengontrol proses pembelajaran sang anak. Hal itu dikarenakan banyaknya mekanisme pembelajaran baru yang harus dilalui si anak, mulai dari pertemuan tatap muka lewat zoom, hingga mengumpulkan tugas lewat aplikasi.

Ibu Ani yang sudah menjelang usia senja tidak begitu memahami gadget dan internet. Alhasil Ani bolak-balik menelepon untuk mengarahkan sang anak agar tetap mengikuti kelas online.

Saya rasa banyak Ani lain di luar sana yang mengalami hal yang sama. Mereka yang biasa melepas anaknya ketika berangkat sekolah, kini terpaksa harus turut mengontrol kegiatan belajar sang anak sembari bekerja.

Bahkan ibu saya yang bukan pekerja juga turut dibuat pusing dengan mekanisme Pembelajaran Jarak Jauh. Pasalnya beliau kini menjadi guru dadakan, yang bukan hanya harus mengerti tentang pelajaran, tetapi juga penggunaan teknologi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline