Lihat ke Halaman Asli

S Aji

TERVERIFIKASI

Nomad Digital

Tragedi Kanjuruhan

Diperbarui: 3 Oktober 2022   13:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tragedi Kanjuruhan | Ilustrasi: Kompasiana

Tragedi Kanjuruhan adalah duka kita. Duka semua orang yang mencintai sepakbola, lebih dari itu, menghormati kemanusiaan.

Sepanjang kemarin hingga hari ini, kita melihat linimasa sosial media. Lantas cuma bisa gemetar. Marah dan bersedih. Kehilangan kata-kata, menangis tersedu-sedu. Mengapa sepakbola masih harus memakan korban, terutama anak-anak dan perempuan?

Terhadap tragedi mengerikan itu, dengan korban ratusan manusia tak berdosa, kesedihan saya tentu bukan apa-apa. 

Kesedihan yang mungkin tidak penting. Tapi mari bayangkan seperti apa perasaanmu ketika di sebuah penerbangan menuju Surabaya, bertemu seorang ibu dengan kehancuran yang coba dipeluknya. Ia juga sedang check-in.

Ibu itu kemudian bercerita jika dia ingin buru-buru pulang ke Malang. Anak lelakinya baru saja dikuburkan. Meninggal sesudah pamitan hendak ke stadion melihat Arema bermain. Anak itu adalah alasan ia bekerja jauh-jauh ke Jakarta. 

"Kalau sudah begini, semuanya hanya sia-sia," ucapnya lirih.

Saya bukan orang yang bertemu ibu itu. Saya hanya membaca sebuah postingan yang lewat di linimasa twitter. Mata tiba-tiba saja basah, kerongkongan serasa dicekik. Saya ikut berduka, bersedih, walau itu bukan apa-apa.

Saya membayangkan kepanikan dan kengerian. Membayangkan anak manusia yang tersungkur satu-satu. Membayangkan anak-anak dan perempuan yang tak berdaya, menangis dan menjerit tapi tak ada yang mampu melindungi mereka.

Saya membayangkan keluarga yang kehilangan. Mereka harus melihat tubuh yang kemarin pamitan baik-baik ke stadion. Demi klub kebanggaan, demi sepak bola. Tapi... 

Stadion sepak bola tidak lagi tempat mencari hiburan di akhir pekan. Bukan lagi tempat untuk menyatukan cinta dan sportivitas. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline