Lihat ke Halaman Asli

S Aji

TERVERIFIKASI

Story Collector

Pilihan Peran Calon Mahasiswa Baru

Diperbarui: 30 Juni 2016   10:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Seorang siswa yang baru lulus sekolah menengah atas sedang bingung hendak menjadi sosok seperti apa di masa depan. Karena itu ia melakukan semacam riset kecil untuk mencari tipe ideal peran masa depan yang boleh dijalaninya. Pilihan peran yang membuatnya menjadi diri sendiri, bukan pribadi fotokopi. Dengan kata lain menjadi pribadi yang otentik, seperti kata filsafat.

Salah satu cara yang murah, pikirnya, adalah dengan mem-follow akun-akun yang berseliweran di twitter ketimbang harus berkonsultasi ke psikolog. “Ke psikolog untuk konsultasi jurusan kuliah itu kuno, out of date,” katanya ketika ditanya teman sekelas.

Maka si siswa ini menyusun parameter sederhana untuk akun jenis apa saja yang harus diikuti. Setelah menimbang beberapa saat ia memilih mengikuti sastrawan, ilmuwan, filosof, birokrat dan politisi. Sejak saat inilah ia terus memasang mata membaca segala macam ciutan akun-akun yang mewakili lima ideal peran tersebut.

Kurang lebih sebulan memantau lima pilihan peran diri di masa depan, ia menyusun sebuah resume lalu mengumpulkan rekan-rekannya yang juga masih bingung menentukan pilihan.

Di sebuah senja yang hangat, ia melakuan presentasi. Berikut presentasi atas hasil amatannya.

“Sastrawan: mereka ini adalah peran yang merawat keseimbangan nurani. Selalu mengiatkan diri mencari dan menyampaikan pergulatan manusia dalam mencari kebahagiaan pun mengambil pelajaran dari keterpurukan. Kebanyakan mereka menggunakan kemampuan imajinasi dan keahlian bercerita untuk menyampaikan permenungannya. Dengan menjadi seperti mereka maka kita akan menjadi manusia-manusia yang bekerja untuk menjaga kemuliaan hidup manusia.”

“Ilmuwan: mereka ini jenis peran yang dipandang selalu logis dan terkadang kaku. Padahal sesungguhnya tidak. Mereka hanya ingin kebenaran atau sebuah pernyataan tentang keberanan bisa dibuktikan dan diuji. Mereka tidak suka pada sesuatu yang masih simpang siur atau hanya rumors yang dijadikan pegangan dalam memaknai sesuatu. Pada dasarnya mereka sama dengan sastrawan, menjaga kemulian hidup manusia bedanya mereka berangkat dari sudut berbeda saja.”

“Filosof. Folosof adalah jenis peran yang juga mencari kebijaksaan hidup manusia. Dalam diri mereka juga ada semangat sastrawan dan kegairahan ilmuwan. Bedanya mereka suka sekali mengajak memikirkan hal-hal yang mendasar tentang hakikat hidup, tentang manusia, kematian, Tuhan, dan hidup paska kematian. Mereka menolak bersepakat. Karena kalau filosof sudah bersepakat konon itu tanda bahaya. Sesekali mereka bisa tampil puitis, sesekali kaku seperti ilmuwan.”

“Birokrat. Kalau birokrat, mereka jenis yang bekerja menurut ketentuan yang sudah digariskan. Terkadang hidupnya terlalu rutin dengan pekerjaan yang berulang begitu saja. Seringkali mereka tidak bertanya lagi mengapa melakukan ini, mengapa harus melakukan begitu. Yah, ada yang bilang mereka seperti baut pada sebuah mesin besar. Tapi bukan berarti mereka tidak menjaga kemuliaan hidup manusia. Syaratnya tentu bekerja benar sebagai pelayan publik dan tidak korupsi.”

“Politisi....”

Si siswa ini terdiam beberapa saat. Rekan-rekannya yang dari tadi dibuat kagum dengan presentasinya jadi bertanya. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline