Lihat ke Halaman Asli

tursilo wati

Pendidik di SMP Negeri 12 Purworejo juga seorang istri, ibu dari 3 putra

Menjadi Guru

Diperbarui: 17 Juni 2015   18:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Saya adalah guru Matematika SMP. Bapak dan Ibu saya juga guru (guru pesjasorkes SD), tetapi awalnya saya tidak bercita-cita menjadi guru.

Sampai di kelas 3 SMA waktu itu, saya mulai tertarik pada profesi ini. Waktu itu guru Bahasa Indonesia saya bercerita bahwa profesi guru adalah profesi yang sangat pas utk kaum wanita. Kenapa? Karena dengan menjadi guru kita bisa mendidik generasi penerus bangsa dengan tanpa meninggalkan tugas kita sebagai ibu (ibu rumah tangga).

Saya mulai melirik profesi guru, meskipun ketika ditanya di kelas, ternyata yang ingin jadi guru hanya satu, saya... Karena SMA saya termasuk SMA favorit. Waktu itu belum ada tunjangan profesi guru, gajinya masih kecil, hidupnya harus pinter-pinter berhemat, saya mengalami sendiri sebagai anak guru.

Benarlah saya diterima di salah satu PTN dengan jurusan pendidikan matematika dan lulus kemudian menjadi guru. Ternyata menjadi guru tidaklah mudah, tidak seperti yang dulu dikatakan oleh guru saya. Kita dihadapkan dengan banyak persoalan.Kita juga harus pintar membagi waktu, sehingga bisa seimbang tugas sekolah dengan tugas rumah. Guru harus mengupdate pengetahuannya sehingga bisa mengikuti perkembangan zaman. Tetapi menjadi guru juga sangat menyenangkan, setiap hari kita menghadapi tingkah polah siswa yang lucu-lucu.

Saya sangat menikmati menjadi seorang guru, bersyukur bisa menjadi guru.

Semoga saya bisa menjadi guru yang baik untuk semua anak-anak saya.

Tulisan ini adalah tugas Diklat Online PPPPTK Matematika




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline