Lihat ke Halaman Asli

Busukmu Nerakamu

Diperbarui: 24 Juni 2015   02:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Ini yang kau sebut pertemanan, dimana mulut-mulut secara sengaja mengeluarkan omongan-omongan busuk tentang saling menjatuhkan satu sama lain. Begini kiranya yang kau banggakan bahwasanya dirimu seperti paling benar sendiri dan membawahi kami yang sebenarnya tak ingin dibawahi.

Aku jijik melihat geliat tawamu di media sosial, berlagak baik nyatanya busuk, berlagak teraniaya nyatanya berbahaya.

Aku jijik melihat tingkahmu, membayangkan aku akan selalu menolong saat kau kesulitan, membantumu meskipun kau tak pernah tau.

Aku jijik mendengar ucapan-ucapan pencitraan dari semua kata-kata yang keluar dari mulutmu

Betapapun baiknya kau saat ini, tak pernah menyurutkan rasa kesal dalam hatiku untuk selalu mengutuk hidupmu sekalipun hal semacam ini tak patut untuk dilakukan...

Hanya saja bila kau menganggap ini dendam, kau sedang salah kaprah

Aku tidak pernah mendendam

Ini hanya ke-ikhlas-an ku yang kau lebur jadi debu

Ini hanya penyesalan yang datang bertubi-tubi setelah kau mengecap kata-kata hina kepadaku

Ini hanya penyesalan yang tidak pernah habis karena aku sedang disertakan dalam drama busuk kehidupanmu

Ini hanya bagian dari penyesalan terbesar dihidupku, bahwa menolong orang kiranya tak selalu dihargai

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline