Lihat ke Halaman Asli

Hukuman Menjadi Penyemangat dalam Belajar Matematika

Diperbarui: 25 Maret 2021   20:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Hukuman menjadi Penyemangat dalam Belajar Matematika

Oleh: Try Gunawan Zebua

Matematika, merupakan suatu kata yang mungkin bagi beberapa orang atau kebanyakan orang adalah sesuatu hal yang begitu menyeramkan atau menakutkan sekali. Kata "Matematika" jika dipecahkan menjadi 3 bagian, "Mate", "mati", dan "ka". Kata "Mate" dalam Bahasa Nias berarti "mati", dan kata "ka" bisa diplesetin menjadi kakak, sehingga kata "Matematika" memiliki arti sebagai (mati)2 kakak. Kata "mati" ada 2 kali, sehingga pantas menakutkan sekali kakakkkkkkkkkkkkkk..............................

Ampun deh (dubrak............... dubrak............... dubrak...............), jatuhnya kursi dari lantai 2 rumah.

Di sebuah Sekolah Menengah Pertama atau yang biasa disingkat dengan kata SMP, memiliki seorang anak bernama Anton. Anton pada mulanya adalah seorang anak yang begitu benci dan bahkan menakuti matematika. Itu disebabkan karena guru matematikanya yang bernama pak Budi sangat menakutkan, dimana salah sedikit dipukul atau salah sedikit dihukum, bahkan dikata-katain.

"ting, ting, ting" bel sekolah pun berbunyi pertanda masuk sekolah.

Anton pun berlari memasuki kelasnya, "wush....., wush....., wush......," layaknya sebuah pesawat yang melaju dengan cepatnya.

Anton sangat takut jika terlambat karena bisa dihukum, apalagi guru pada saat les itu adalah pak Budi.

Saat anak-anak masuk ke dalam kelas, Pak Budi berdiri di depan kelas untuk menahan dan lalu menghukum siswa yang datang terlambat.

Pak Budi orangnya selalu on time atau tepat waktu.

Datanglah siswa yang terlambat

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline