Lihat ke Halaman Asli

Tri Wibowo

Penulis Amatir

Merawat Kacer Giras Tangkapan Hutan

Diperbarui: 13 Mei 2024   12:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber gambar: https://palpres.disway.id/read/672561/cara-menjinakan-burung-kacer-dengan-cepat-dalam-waktu-7-hari-pemula-wajib-coba#google_vignette

Merawat burung adalah salah satu hobby yang banyak digandrungi saat ini, dulu hobby burung hanya identik dengan bapak-bapak, namun sekarang anak-anak sampai dewasapun banyak yang menjadikan hobby rawatan burung menjadi aktifitas selingan atau bahkan sampai menghasilkan pundi-pundi rupiah. Penghobby burung memang memiliki segmennya masing-masing, ada yang memang hanya untuk bunyi-bunyi diteras rumah, atau memang untuk ajang kontes atau lomba kicau. Beberapa burung yang sering kali kita dengan untuk diperlombakan adalah Murai Batu, Kacer, Cucak Ijo, atau burung-burung kicau lainnya. 

Pada kesempatan kali ini saya mencoba untuk sharing pengalaman saya dalam merawat Kacer Muda Hutan atau Kacer tangkapan hutan yang memang memiliki karaker liar atau sering disebut dengan istilah giras. Dikediaman saya saat ini (pontianak) tidak sulit mencari burung kacer dengan harga yang murah, dengan konsekuensi, burung tersebut adalah tangkapan hutan, bukan hasil dari breeding atau ternakan. Populasi burung kacer atau burung Poci ini di Kalimantan Barat masih sangat banyak, seringkali terlihat berkeliaran di perkebunan kelapa sawit, dan memang status dari burung ini tidak dilindungi. 

Masyarakat lokal masih sering menjadikan burung ini sebagai tangkapan. Apabila sudah berada di toko burung, kisaran harga burung ini 1Rp. 150,000,- Rp. 300.000,-. Cukup murah bagi pemula yang baru mencoba merawat burung seperti saya. Kita juga bisa mendapatkan burung Kacer dengan beragam harga dengan cara bergabung digroup sosial media. 

Berbeda dengan kacer hasil tangkaran atau memang sudah melalui rawatan ekstra, biasanya burung Kacer ini sudah memiliki harga jual yang bagus dimulai dari Rp. 800.000,- sampai dengan puluhan juta rupiah. Yang membedakan nya jelas kwalitas dari siburung itu sendiri. Yang pasti, burung yang sudah memiliki harga yang tinggi sudah memiliki keistimewaan tersendiri, baik itu dari kicau, dan konsisi fisik burung yang sudah dianggap proposional.

Lalu apa saja yang harus dilakukan oleh pemula ketika ingin merawat kacer tangkapan hutan? berikut pengalaman pribadi saya dalam merawat kacer muda hutan kurang lebih satu tahun belakangan ini:


Memulai Dengan Rawatan Sehat

Burung kacer muda hutan yang kita beli dari toko burung biasanya dalam kondisi yang tidak sehat, bulu-bulu yang rusak, makan yang tidak teratur, atau bahkan banyak kutu karena berkumpul dengan burung-burung lainnya. Pastikan burung yang kita beli adalah burung yang tidak kurus dengan memeriksa bagian dada si burung, dan juga organ seperti mata, paruh, dan kuku dalam kondisi lengkap (normal). Lihat juga kotoran siburung kacer, apabila ada kotorannya sudah ada tanda-tanda si burung memakan voer atau pelet burung, artinya burung tersebut sudah beradaptasi dengan pakan buatan. Jika Kacer sudah memakan voer kita tidak perlu lagi memberikan perlakuan ekstra untuk si kacer agar ia bisa mandiri memakan voer. 

dan apabila si kacer belum mau memakan voer maka yang harus kita lakukan adalah dengan memberikan terapi lapar pada si kacer. terapi lapar bisa dilakukan dengan tidak memberikan pakan namun tetap memberikan si kacer minum. selanjutnya pada keesokan harinya kita bisa memberikan satu cepuk (tempat makan burung) voer disangkar, lakukan hal tersebut secara berkala. untuk menghindari burung mati kelaparan, setiap harinya bisa kita berikan 2 ekor jangkrik dicepuk makan nya, dan observasi burung secara berkala. Saya menyarankan agar pembaca bisa menggunakan sangkar kecil (no 3) dan lakukan full kerodong (tutup sangkar) pada si burung sampai si kacer bisa makan secara mandiri. 

Karena apabila tidak dikerodong burung akan terbang tanpa arah menabrak sangkar, hal tersebut akan menimbulkan luka pada paruh burung dan bisa saja menjadikan kuku si kacer lepas. Hal tersebut terjadi pada rawatan yang saya lakukan, sampai dengan saat ini kuku kaki Kacer saya lepas karena sifat liar (giras) si burung. Pada tahap ini jangan dulu berharap burung akan berkicau, karena si kacer masih dalam kondisi yang benum nyaman terhadap lingkungannya. maka dari itu tahap awal adalah memastikan kacer dalam kondisi sehat, salah satunya mau makan, dan minum didalam sangkar.

Lanjut Dengan Rawatan Konsisten

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline