Lihat ke Halaman Asli

Budaya Menghukum Siswa yang Bersalah di Kelas

Diperbarui: 31 Januari 2021   22:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Assalamu'alaikum wa rahmatullahi wa baraakatuh.. Selamat malam teman-teman semua.. Semoga senantiasa diberikan sehat dan dimudahkan urusannya. AMIIN. 

Pada kesempatan kali ini, saya ingin menyampaikan mengenai budaya menghukum siswa yang bersalah di kelas.Happy reading.. !! Semoga bermanfaat 

Hukuman menurut pendapat saya adalah suatu tindakan yang dilakukan seseorang kepada orang lain agar tidak mengulangi perbuatan yang salah atau tidak diinginkan orang tersebut.

Pada hakikatnya hukuman berfungsi untuk memberikan efek jera kepada pelaku.Kesalahan,hukuman dan orang yang memberikan hukuman pun berbeda-beda.

Nah.. teman-teman pembaca semua. Disini saya ingin berbagi sedikit pengalaman saya ketika belajar di salah satu Madrasah Aliyah swasta di kabupaten Wonogiri, mengenai hukuman yang sering terjadi di lingkup madrasah.

Dihukum menurut pendapat saya adalah  sesuatu yang memalukan.Yang pertama memalukan bagi diri sendiri.Yang kedua adalah bagi orangtua.Karena apa?.Yang pertama memalukan bagi diri sendiri karena malu saat dihukum dikelas dilihat teman-teman kelas. Belum lagi, kalau dihukumnya diluar kelas.

Bisa dilihat junior, senior, guru lain ataupun staf lainnya. Yang kedua memalukan orangtua.Kok bisa?.Ya. Karena anak merupakan barometer  orangtua.Apabila sang anak berbuat suatu hal  nama orangtuapun akan ikut terseret. Sering sekali sayapun mendengar ucapan " Anak e sopo " ? Dalam bahasa jawanya.Yang artinya adalah anaknya siapa?

Apabila perbuatan tersebut baik , maka orangtuapun ikut mendapatkan  sanjungan. Dan apabila kurang baik orangtuapun tak jarang mendapat celaan ataupun gunjingan. So, back our person. Mau memilih menjaga nama baik orangtua atau tidak. And yang namanya  manusia adalah tempat salah dan lupa.

Namun tak harus juga menjadikan kita lalai akan kesalahan.Kesalahan adalah guru terbaik untuk menjadi benar.Tak mungkin orang tidak pernah memiliki kesalahan.Namun meminimalisir itu lebih baik.Layaknya pepatah mengatakan "lebih baik mencegah daripada mengobati.

Eits.. kok jadi panjang ya.. 😊

Next. Jadi, selama pembelajaran di madrasah  adakalanya saya melihat siswa-siswi dihukum ketika melakukan kesalahan (ex: Lupa mengerjakan PR, tidak membawa buku pelajaran atau LKS, gojek ( ngobrol dengan teman saat guru menerangkan) dan lainnya..hehe saya tidak mengingat banyak lagi).

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline