Lihat ke Halaman Asli

Tresna Amanah

Blogger Dari Sei-Kapitan, Kumai

Ibu, Jasamu Sungguh Tiada Tara

Diperbarui: 22 November 2020   04:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Ibu, dikala anakmu ini belum bisa melihat dunia, Engkau dengan sabar menceritakan banyak hal kepadaku. Dan kau ajarkan aku hangatnya sentuhan sang mentari pagi. Serta tak pernah lupa mendengarkan nada yang menyentuh hatiku.

Saat anakmu ini tak bisa berkata kata, kau tuntun aku mengucapkan papa, mama, kakek dan nenek. Hingga akhirnya akupun bisa belajar sedikit demi sedikit mengucapkannya.

Saat anakmu ini hanya bisa menangis dan menagis. kau mengajarkan aku arti kasih sayang tanpa pamrih, dan memperlakukanku bak pangeran di kerajaan mandala. Akupun mulai bisa tertawa, bermain dan merasakan hangatnya belaian tanganmu ibu.

Sungguh Ibu sekolah pertamaku.

Hingga aku mulai beranjak balita. engkau mulai mengajarkanku memilih makanan yang bergizi, memilih pakaian yang terbaik dan mengajakku berinteraksi dengan hewan hewan yang ada di sekitar tempat tinggal kita. Ibu juga mulai mengajarkanku bernyanyi, berjoget serta bermain dengan mobil mobilan dan boneka.

Sampai aku menjadi anak anak yang nakal. Kau dengan lembut mengajarkan tatakrama, serta menanamkan nilai nilai moral dan norma agama , sebagai bekalku kelak ketika dewasa. Sungguh Jasamu tiada tara, duhai ibuku tercinta.

Hingga aku beranjak remaja. kau tetap membimbing aku, dalam bersikap dan bergaul dengan teman, guru, dan juga sanak saudara. Sehingga aku menjadi anak yang benar benar mengerti, tentang bersosialisai terhadap sesama manusia dan lingkungan.

Kini anakmu telah dewasa. Namun bagiku Ibu tetap guru dan sekolah pertamaku. Karena tanpa dedikasi dan didikanmu, anakmu ini tidak mungkin menjadi orang yang seperti sekarang. 

Walaupun mungkin anakmu ini tidak bisa mengingat apa yang telah engkau lakukan ketika aku kecil dahulu. Namun pendidikanmu itu, tergambar di dalam sikap dan mental diriku yang sekarang, sehingga aku bisa terus belajar dan mengasah diri dan menjadi pribadi yang berguna bagi agama, bangsa, dan negara.

Berkat pendidikan darimu juga, kini anakmu bisa mengajarkan hal yang sama kepada cucu- cucumu. Sehingga bisa mencetak generasi yang bisa membanggakan keluarga dari generasi ke generasi secara turun-temurun.

Tak terbayangkan jika tidak ada Ibu yang menjadi sekolah pertamaku. Tentu hidupku akan akan menjadi berantakan, tak mengenal tatakrama, tak tau yang mana yang benar dan yang salah dan yang pasti aku akan berjalan tanpa arah dan tujuan hidup.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline