Lihat ke Halaman Asli

Supartono JW

Pengamat dan Praktisi

Timnas U-16 Pondasi Timnas Senior, Membesutnya Gunakan Paradigma Terbaru!

Diperbarui: 2 Agustus 2022   10:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Kompas.com


Dalam setiap event internasional, terutama Timnas Vietnam, Thailand, hingga Malaysia di semua level umur, menurut catatan saya tidak ada lagi pelatih mereka yang menggunakan alasan bahwa skuat yang diampunya baru turun pertama kali di event internasionallah, baru pengalaman pertamalah dll, bila timnya tidak bermain cerdas, bermain imbang atau kalah.

Pemain Timnas sudah level Timnas

Publik sepak bola Asia Tenggara khususnya, tidak lagi melihat pengalaman  ini itu. Yang dilihat adalah level dan kualitas Timnas Vietnam dan Thailand, juga Malaysia. Mau pemainnya baru pernah tampil atau baru pernah turun di laga internasional, yang dilihat adalah para pemain tersebut sudah ada dalam gerbong Timnas mereka.

Jadi, berada dalam gerbong Timnas Vietnam, Thailand, atau Malaysia, maka setiap pemain wajib menunjukkan kelasnya sebagai pemain yang berkualitas dalam TIPS yang standar, sebab mereka turun di bawah bendera Timnas berkelas khususnya di Asia Tenggara.

Seharusnya, hal itu juga menjadi contoh bagi pelatih Timnas Indonesia U-16 di Piala AFF U-16 2022. Mau Timnas yang dibesutnya turun di level lokal mau pun internasional, tidak ada lagi alasan menyoal pengalaman. Pemain yang sudah terpilih masuk Timnas, tidak lagi dipersoalkan hal yang demikian. Apalagi turun atas nama Bendera Timnas Indonesia, dan sebagai tuan rumah Piala AFF U-16. Timnas U-16 bukan wadah coba-coba.

Selain nama Indonesia dan sebagai tuan rumah, maka semua lawan terutama Vietnam yang satu grup, tentu ingin tahu seperti apa kekuatan Timnas U-16 sekarang.

Pemain U-16 di Indonesia melimpah

Bila Timnas U-16 mau diperkuat pemain berpengalaman, Indonesia tidak pernah kekurangan pemain seusia U-16 tahun  yang bahkan sudah bertanding di level internasional baik bersama SSB/Akademi/tim yang mengatasnamakan Indonesia, lho.

Jadi, bila membaca alasan klasik Bima Sakti, mengapa pasukan yang dipimpinnya hanya menang 2-0 atas Filipina, bahkan 1 gol hasil bunuh diri lawan, saya miris.

Dalam artikel sebelumnya, saya sebut Bima wajib menguasai ilmu pedagogi, padahal saya belum membaca apa alasan Bima. Tetapi begitu membaca alasan Bima yang dikutip oleh beberapa media usai laga, dalam konferensi pers, membuat saya semakin yakin, masalah Timnas U-16, baik pemilihan pemain, menyoal TIPS pemain yang belum standar, hingga hasil laga hanya mampu menang 1 gol (1 gol bunuh diri) atas Filipna U-16, ada pada Bima sendiri.

Buktinya, dalam pernyataannya kepada media, Bima menyebut pemain-pemain Timnas Indonesia U-16, baru pertama kali menjalani pertandingan internasional saat melawan Filipina. Lalu,  kurangnya pengalaman, disebut oleh Bima Sakti membuat tim Merah-Putih tak bisa dengan tenang memanfaatkan peluang yang didapat.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline