Lihat ke Halaman Asli

Supartono JW

Pengamat dan Praktisi

Berharap Ranking FIFA Terdongkrak, Garuda Justru Takluk oleh Passing-Control yang Lemah

Diperbarui: 17 November 2021   00:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Bola.com


Saya selalu menulis prediksi sebelum timnas Indonesia berlaga, terutama dalam laga resmi yang ada poin dari FIFA.  Namun, untuk laga Indonesia versus Afghanistan, saya tak berminat menulis prediksi. Alasannya, selain sudah dapat menebak apa yang akan diperbuat Shin Tae-yong (STy) terutama dalam memasang komposisi pemain, saya juga sudah memprediksi Garuda akan kalah.

Ternyata, apa yang saya pikirkan terbukti. Apa pun alasannya, pasukan STy takluk dari tim yang negaranya terus berkonflik dan kompetisi internalnya pun tak jelas. Uniknya, ranking FIFA Afghanistan berada  di atas Indonesia. Pupus sudah harapan Indonesia mendongkrak ranking FIFA.

Passing-control memilukan

Prediksi Indonesia akan kalah yang sudah saya pikirkan, memang terbukti. Tetapi lebih terbukti lagi, apa yang selama ini dikeluhkan oleh STy, bahwa meski sudah masuk timnas, passing-control para pemain kita memilukan.

Sepanjang laga berlangsung, hingga akhirnya gawang Garuda jebol di menit 84, semua musababnya dari passing-control bola pemain kita yang nampak sangat lemah.

Herannya, STy tetap saja mempertahankan pemain di lapangan meski pemain-pemain bersangkutan terus membikin kesalahan elementer. Passing salah, control salah.

Sepanjang laga, kita terus disuguhi sepak bola passing salah, control salah, memaksa menguasai bola dan direbut lawan. Menyianyiakan peluang emas dan peluang lainnya.

Susah rasanya

Susah rasanya, bila Garuda menatap Piala AFF 2020 yang akan bergulir 5 Desember 2021 di Singapura, bila hanya mengandalkan para pemain yang sekarang ada di Turki, lalu dikasih kesempatan merumput, passing salah, control salah, egois, dan lainnya.

Bila STy teriak ingin minta pemain naturalisasi, lalu ada yang menentang. Ternyata pemimpin negeri ini juga mendukung pemain naturalusasi. Mungkin karena memang sudah sulit mengandalkan pemain lokal.

STy pun tentu tahu, mana pemain lokal yang bisa diboyong ke Piala AFF, tak harus mengikuti aturan konyol PT LIB dan Klub Liga 1, yang hanya mengizinkan boleh memanggil maksimal 2 pemain dari setiap tim, kompetisi pun tetap bergulir saat Piala AFF bergulir. Parah dan tidak masuk nalar bila berpikirnya waras.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline