Lihat ke Halaman Asli

Supartono JW

Pengamat dan Praktisi

Kali Ini, Giliran Timnas U-19 yang Bungkam Bosnia-Herzegovina

Diperbarui: 19 Oktober 2020   18:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: PSSI.org


Laga uji coba Timnas U-19 ke-17 menghadapi Timnas Bosnia Herzegovina U-19 akan kembali diulang pada Selasa, 20 Oktober 2020 di Stadion NK Uskok Klis, Split, Kroasia.Dari semua rentetan 16 uji coba sebelumnya, secara signifikan pasukan Shin Tae-yong (STy) memang terus menunjukkan progres yang signifikan. Progres ini, terutama terlihat pada para pemain yang terus diberikan kesempatan bermain dan nampak sebagai tim bayangan skuat utama.

Ego dan pakem STy

Namun, dari 16 kali laga uji coba, 6 di Thailand dan 11 di Kroasia, dengan materi pemain yang ada, ternyata STy bak batu dan sangat keras kepala terutama menyoal pakem, pola bermain yang tetap tak sedikitpun goyah dan terus memaksakan kehendak dan ego pribadinya dengan pola 4-4-2.yang juga tak sesuai dengan pengembangan sepak bola Indonesia di akar rumput maupun Kurikulum Filanesia yang belum sempurna.

Akibat ego STy ini, khususnya dalam 11 laga di Kroasia, publik sepak bola nasional sangat menyayangkan keberadaan pemain yang lebih cocok untuk skema 4-3-3, jadi mubazir selama hampir 2 bulan. 

Publik terus disuguhi skema permainan ala STy yang sejatinya kurang menggigit dibanding bila STy mau berlega hati, coba sekali saja pakai pakem 4-3-3, hingga melihat Brylian, David, dan Beckam bermain dalam satu paket, lalu di barisan depan ada Supriyadi, Irfan, dan Witan. Sementara di barisan belakang ada Baggott, Rizki, Bagas, dan Arhan. Dan, di penjaga gawang boleh tidak ditempati Adi. Kasih kesempatan 2 penjaga gawang lainnya.

Sayang, STy adalah STy, yang tetap dengan pendiriannya, mau menyulap Timnas U-19 ala STy, meski materi yang ada di Kroasia lebih mendukung untuk skema 4-3-3.

Dilema rotasi pemain

Selain ego yang keras, menyoal pakem, STy juga sangat jelas lebih fokus membentuk skuat utama, meski di Kroasia ada 28 pemain yang dibawa.

Akibat minimnya para pemain pelapis diberikan kesempatan bermain, maka saat akhirnya beberapa pemain mendapatkan kesempatan turun merumput, terlebih saat STy merotasi sekaligus banyak pemain, maka keseimbangan tim langsung nampak pincang. Pemain yang jarang diberikan kesempatan merumput nampak sulit dan tidak langsung nyetel dengan pemain yang sudah turun reguler.

Ini sangat disayangkan, sebab ada 28 pemain yang ikut TC, namun pemain pelapis hingga laga ke-10 di Kroasia, atau laga ke-16 secara keseluruhan, masih tidak nyetel dengan bayangan skuat utama.

Seharusnya, dengan TC yang sudah cukup lama dan banyak uji coba, minimal sudah ada 18 pemain yang nyetel bila saling menggantikan.

Saat duel jilid dua Timnas U-19 meladeni Timnas Makedonia Utara U-19 yang berakhir imbang. Sejatinya, bukan hal yang mustahil untuk pasukan Garuda Muda dapat memetik kemenangan kembali, bila sejak menit awal, Shin Tae-yong (STy) menurunkan pemain yang sementara dianggap sebagai bayangan tim utama, sebab dari 28 pemain yang ada di Kroasia, seluruhnya sedang berproses untuk dapat tempat di tim utama Timnas U-19, meski harus menurunkan total 18 pemain.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline