Lihat ke Halaman Asli

TONI PRATAMA

Kepala Bagian Perencanaan dan Keuangan Sekretariat Daerah Bangka Selatan

Luka Itu Menganga

Diperbarui: 11 Mei 2024   21:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dok. pri

Luka Itu Menganga

Oleh: Toni Pratama

"Tega kamu, Bang! Anak kita baru lahir 40 hari, kamu sudah selingkuh!" teriaknya kepada suaminya yang hanya bisa diam mematung seribu bahasa. Bahkan kata "maaf" pun sulit terucapkan.

Ia baru saja memergoki sang suami berduaan dengan seorang wanita di kebun lada milik keluarga mertuanya. Hancur hatinya harus menghadapi kenyataan yang tidak pernah terduga sebelumnya. Suaminya terlihat berperilaku halus budi bahasa dan sangat mencintainya. Tak disangka, di balik kelembutannya, suaminya tega mengkhianatinya. 

Namun, apa daya dirinya hanyalah wanita biasa dari kalangan tidak mampu. Di rumah itu hanyalah menjadi bulan-bulanan sang mertua yang menganakemaskan putra tunggalnya. Walaupun sang suami yang berbuat salah, getahnya tetap tertuju pada dirinya.

"Hei, Wanita Miskin! Beraninya kamu membentak putraku! Aku saja sebagai ibunya tidak pernah memarahinya. Tidak tahu diri!" sang mertua langsung menampakkan taringnya bagai singa tersulut amarah.

Dia hanya bisa menangis meratapi nasibnya yang malang.

"Aku bilang DIAM...! Diam...! Suara tangismu membuat semakin sial rumah ini!"

Bentak mertuanya sambil merobek kedua belah bibirnya dengan dua jari telunjuk. Beberapa tamparan juga mendarat di pipinya. Sakit yang dirasakan menjalar sampai ke relung hati. Ia sangat terhina diperlakukan seperti seekor binatang yang tiada harga diri. Isak tangis tidak cukup mewakili luka hatinya yang tersayat oleh kata-kata kejam seorang mertua.

"PERGI....! Bawa anakmu itu! Sejak awal memang tidak pantas kamu berada di rumah ini! Dasar orang miskin yang menjijikkan!"

Senja baru saja menyelubung langit kota Toboali. Hari nan pilu itu tanggal 8 Juli 1978, tepat 40 hari kelahiran putra pertamanya. Ia memeluk erat jabang bayinya yang masih tertidur lelap. Sambil membawa sebuah tas hitam, terseok-seok ia melangkah keluar dari rumah "orang kaya" itu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline