Lihat ke Halaman Asli

Thomas Jan Bernadus

A Freelance Blogger

Cerita dari Pak Atib Pasien RSUD Koja: Merasakan Layanan Kesehatan Gratis

Diperbarui: 10 Maret 2017   13:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

pak Katib dan Keluarga

Kamis 8 Maret 2017 sore, salah seorang teman wartawan saya, Bang Jhon tiba-tiba heboh bener. Saya juga sempat kaget. Bang Jhon bilang ke saya, ada berita gede, kalau perlu kita undah televisi dan media besar.

Waduh! Saya juga kaget sebenarnya. Ada apa ini? Bang Jhon kembali menegaskan ke saya, kita harus ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Koja. Pasiennya di sana. Dia  .. bla... bla ...bla ..... pokoknya bang Jhon berhasil meyakinkan saya.

Sekitar jam 17.00 petang saya dan bang Jhon ke rumah sakit. Pasien yang hendak kami wawancara ini ada di Lantai 12,RSUD Koja. Sepeda motor saya parkirkan di belakang.

Oh, iya, tulisan ini, terutama pak Katib, bukanlah orang yang bang Jhon ceritakan ke saya, sehingga saya harus meliput.

Ketika masuk dari arah parkir belakang RSUD Koja, saya sempat terpana dengan RSUD Koja. Walah! Ini RSUD? Oke, saya akan tulis secara terpisah soal RSUD Koja ini.

Kami (saya dan bang Jhon) naik ke Lantai 12. Antrian lift padat! Serasa di pasar. Kami sempat berdesak-desakan dengan pengujung lainnya. Setelah berdesak-desakan kayak mau naik bus di jam padat, akhirnya saya sampai di lantai 12.

Kami menuju ruang pasien. Ternyata, pasien sedang dioperasi. Tapi ketika kami bertanya kepada suster, operasinya sudah selesai. Kami tunggu saja di kamar.

Ketika sedang berada di kamar, seperti biasa, kesempatan deh foto-foto. Soalnya ke rumah sakit itu jarang sekali bagi saya. Apalagi ke RSUD. Mau foto di bagian depan rumah sakit, beberapa kali saya diusir satpam.

Padahal niatnya baik, ingin foto-foto fasilitas kesehatan yang semakin hari semakin cakep di Jakarta ini.

Nah, ketika sedang menunggu pasien yang hendak kami wawancara, saya akhirnya ngobrol-ngobrol dengan salah seorang pasien. Meskipun bukan terkait berita, tetapi bisa buat blog saya di kompasiana dan jakarta kini serta bacirita.

Awalnya saya ngobrol dengan istri pasien. Ketika saya menanyakan namanya, si Ibu bilang Bu Mamah namanya. Udah ibu .... mamah pula ..... aduhhh! Tapi itu nggak penting.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline