Lihat ke Halaman Asli

TJIPTADINATA EFFENDI

TERVERIFIKASI

Kompasianer of the Year 2014

Tumbang dari Panggung Kehormatan Sangat Menyakitkan

Diperbarui: 19 November 2019   03:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ket.foto: Dialog interaktif di tvri samarinda/dokumentasi pribadi

Mengapa Bisa Terjadi?

Setiap kali terjadi badai, maka kita dapat menyaksikan bahwa bukan hanya ranting dan dahan pohon saja yang patah, bahkan tidak sedikit pohon yang tampaknya kokoh dan selama ini diketahui sebagai tempat bernaung orang banyak dikala panas mendera ikut tumbang. 

Setelah di tengok dari dekat, baru ketahuan,bahwa ternyata pohon yang tadinya tampak berdiri kokoh di dalamnya ternyata keropos. Kejadian alam ini, bila dijadikan kilas balik dalam kehidupan kita ,karena kejadian ini juga terjadi secara nyata. 

Orang orang yang awalnya tampak sukses, bahkan dijadikan panutan ratusan ribu orang,ternyata bisa bertumbangan. Tentu tak elok bila kita menyebut nama, walaupun sebatas inisial, karena hampir semua orang sudah tahu,karena tumbangnya Sang Motivator, sempat menjadi viral di berbagai media massa.

Menertawakan kejatuhan orang lain, adalah sebuah penistaan terhadap harkat dan martabat kemanusiaan. Namun orang perlu tahu, untuk menjadi pelajaran hidup, mengapa bisa terjadi sosok yang begitu populer dan sempat dikultuskan orang banyak pada akhirnya bisa bertumbangan dari panggung kehormatan Agar apa yang menimpa diri orang lain, jangan sampai terjadi pada diri kita.

ket.foto: dialog interaktif di tvri medan-kiriman venusgaser medan

Kata Kata: "Keramat" yang Dibuang 

Bagi yang sudah pernah menyaksikan, betapa kata kata mutiara ,yang selama bertahun tahun mendapatkan tempat terhormat di setiap sudut sebuah kantor megah, diturunkan dan dibuang kedalam tong sampah, serta berbaur dengan segala macam kotoran,tentu membuat kita terpana. 

Bukan karena merasa bersimpati apalagi berempati kepada sosok Motivator yang bertumbangan,melainkan menyentak diri kita untuk dijadikan pelajaran hidup yang amat berharga.

Menjadi orang terkenal dan dihormati di mana mana, tentu saja sangat menyenangkan, termasuk diri saya pribadi sudah pernah merasakannya, Tampil sebagai pembicara di berbagai stasiun televisi dan berbagai seminar yang bertaraf nasional. 

Dihadiri Gubernur dan menteri serta kalangan akademis dan menjadi pusat perhatian. Bayangkan, begitu masuk ruangan, sudah berebutan orang ingin menyalami. Saat saat seperti inilah yang seringkali membuat orang mabuk kepayang dan lupa diri. Seakan dunia sudah menjadi miliknya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline