Lihat ke Halaman Asli

TJIPTADINATA EFFENDI

TERVERIFIKASI

Kompasianer of the Year 2014

Ketika Kegembiraan dan Kesedihan Menyatu Disaat Bersamaan

Diperbarui: 11 Maret 2018   20:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokumentasi pribadi

Selama tiga minggu berada di tanah air, kami manfaatkan waktu untuk bisa  bertemu dengan teman teman dan kerabat ,baik di Jakarta,maupun di kampung halaman saya di kota Padang.Boleh dikatakan kami hanya mendapatkan kesempatan untuk beristirahat,rata rata diatas jam 12 tengah malam .Karena tamu yang datang silih berganti dan saking asyiknya bernostalgia ,tanpa terasa waktu sudah melewati tengah malam. 

Mengingat waktu tiga minggu tidaklah cukup ,bila kami menemui satu persatu,maka akhirnya kami mengambil inisiatif untuk mengundang teman teman dan kerabat berkumpul. Ada pertemuan dengan mantan murid murid kami 51 tahun lalu,pertemuan dengan  adik adik dan keponakan dimalam harinya dan masih ada lagi undangan makan siang oleh Sisca dan teman teman.Dan tentunya tidak lupa,makan siang bersama bersama teman teman dari Kompasiana

Malam harinya,adik adik dan keponakan kami,yang datang dari Tiga Raksa dan Bekasi,masih datang kerumah,karena tidak  dapat hadir dalam acara makan siang bersama ,di salah satu rumah makan Padang di jakarta.

ayah dan bunda Felix alm,keduanya adalah teman akrab kami di SMA don Bosco/dokpribadi

Kegembiraaan dan Kesedihan Berbaur Disaat Yang Sama

Setiap pertemuan ,apalagi sudah belasan dan puluhan tahun tidak pernah ketemu,pasti menghadirkan rasa syukur yang luar biasa .Anak  anak yang dulu,sering kami gendong,ketika minggu lalu ketemu,ternyata mereka sudah menjadi ibu dan ayah ,dari beberapa orang anak.Sungguh bagaikan mimpi rasanya,kami bisa bertemu lagi,

Namun ,menyalami ,teman dan kerabat kami yang datang dari jauh dengan kursi roda,sungguh membuat hati kami menjadi sedih.Apalagi ketika saya mulai bertanya,mengapa teman teman lainnya,tidak datang? Ternyata jawaban yang saya dengar,mengubah kegembiraan ,menjadi kesedihan,karena sebagian besar dari teman teman yang seumuran dengan kami,ternyata sudah banyak yang berpulang.

Rasanya bagaikan berada  dalam mimpi. Seakan baru baru ini,kami masih saling bercanda,namun kini,sebagian besar teman teman saya dan teman sekelas istri saya sejak di SMA don Bosco,sudah lama berdiam  dalam keabadian.Bahkan dapat informasi dari mantan murid ,yang kini,rata rata sudah berusia diatas 60 tahun,bahwa sebagian dari mereka ,juga sudah mendahului.

dokumentasi pribadi

Ada Rasa Penyesalan Mendalam

Disaat mendengarkan bahwa sebagian besar dari teman teman sebaya,bahkan yang usianya jauh lebih muda dari kami,sudah berpulang,ada rasa penyesalan yang mendalam di hati saya. Karena dulu,saya sibuk dengan urusan organisasi dan memimpin seminar seminar ,sehingga mengabaikan kesempatan untuk bisa bertemu  dengan mantan guru ,mantan murid dan sahabat serta kerabat ,yang sudah lama sekali tidak bertemu.

Menyesali ,bahkan meratapi apa yang sudah terjadi ,tidak akan mengubah apapun. Maka satu satunya jalan,adalah sejak kini,memanfaatkan setiap kesempatan yang ada untuk bisa saling berkunjung dengan teman teman dan sanak keluarga kami.Agar jangan sampai mengulangi kesalahan yang sama,yang selama ini,pernah saya lakukan.Yakni membiarkan kesempatan berlalu,dengan berpikir:"nanti masih ada waktu lagi"

Ternyata ,siapapun diri kita,tidak dapat meramal,apa yang akan terjadi,dimasa depan.Bahkan apa yang akan terjadi esok harinya.Karena itu,saya ubah prinsip hidup saya,yakni :"Jangan pernah menunda untuk bisa bertemu,karena hari esok,belum tentu menjadi milik kita."

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline