di kolam mata air mana tempat aku bisa mencelupkan kepala, Tuhan!
tubuhku sarat dengan bangkai,
nanah,
air mata
belatung.anyir.hitam.
kefanaan melayang-layang.
entah sampai mana
wajahku mengabut makin dekat ke sudut.anyirku mengalir
mirip akar sulur menjulur di sepanjang tembok penuh lumut
merayap
meleleh
berleleran