Lihat ke Halaman Asli

Titiek Septiningsih

IRT yang merangkap sebagai ASN dan mencoba mengasah kemampuan menjadi penulis

Percakapan Tengah Malam

Diperbarui: 24 Juni 2020   03:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Malam itu aku terbangun lagi karena mendengar percakapannya dengan seseorang. Kulihat jam sudah menunjukkan pukul 01.41. Dari nada bicaranya aku tahu percakapan itu masih akan berlangsung lama.

Aku tidak beranjak dari pembaringan. Sengaja, ingin mengetahui apa saja yang dibicarakan suamiku dengannya, seseorang yang diakui sebagai adik angkatnya.

Padahal orang bego juga tahu, kalau tidak mungkin ada adik angkat yang telponan berjam-jam di saat istrinya sudah tidur, pada jam-jam yang tidak biasa, dan dilakukan setiap hari layaknya abg sedang kasmaran.

"Sebenarnya Mas tahu kalau Ibu adek tuh dulu ngarepin Mas jadi mantunya."

Hmm...menarik.

Rupanya sedang bernostalgia.

Kubuka telingaku lebih lebar. 

"Bukan begitu...adek tuh selalu beranggapan kalau orang lain itu tahu perasaan adek tanpa perlu diungkapkan. Padahal kan beberapa hal memang harus diungkapkan karena tidak semua orang tahu apa isi hati adek."

Kuhela nafas lebih dalam.

Dari pembicaraan satu arah yang kudengar, bisa kusimpulkan bagaimana hubungan mereka di masa lalu. Sesuatu yang tidak pernah diceritakan secara terbuka oleh suamiku.

Kudengar suara tawa suamiku begitu lepas. Sesuatu yang tak pernah dilakukannya saat bersamaku. Entah apa yang sedang mereka bicarakan. Suara mereka terhalang oleh bunyi musik yang diputar suamiku melalui laptopnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline