Lihat ke Halaman Asli

Tirta Handini Pangestuti

Mahasiswa Ilmu Hubungan Internasional UPN Veteran Yogyakarta

Tuduh Presiden Macron Mengintervensi Urusan Domestik, Junta Militer Niger Layangkan Kecaman

Diperbarui: 2 September 2023   14:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Presiden Prancis berpidato di depan para Diplomat Prancis pada 28 Agustus 2023. Sumber gambar: Teresa Suarez/Reuters

Pada 26 juli lalu, Presiden terpilih Niger, Mohamed Bazoum digulingkan oleh junta militer Niger. Oleh junta Niger, ia beserta keluarganya kemudian ditahan di Istana Presiden Niger.

Aksi kudeta yang dilakukan oleh junta militer Niger ini dikutuk oleh Prancis dan sebagian besar negara-negara tetangga Niger.

Presiden Prancis, Emmanuel Macron menganggap bahwa Bazoum merupakan pemimpin Niger yang sah karena ia terpilih untuk memimpin secara demokratis. Macron juga menganggap bahwa junta Niger tidak memiliki legitimasi untuk memimpin Niger.

Presiden Prancis, Emmanuel Macron telah kembali menegaskan dukungannya untuk Presiden Niger terguling, Mohamed Bazoum. Hal ini nampaknya membuat junta militer Niger geram dan menuduh Presiden Macron "melakukan operasi neo-kolonial terhadap rakyat Niger yang sedang berusaha menentukan nasibnya sendiri".

Jumat, 1 September waktu setempat, perwakilan junta Niger, Kolonel Amadou Abdramane menyatakan bahwa pernyataan dari Presiden Macron merupakan intervensi terang-terangan untuk urusan domestik Niger.

Pernyataan Presiden Macron yang dimaksud adalah pernyataan dukungannya untuk ECOWAS (Komunitas Ekonomi Negara-negara Afrika Barat) pada Senin, 28 Agustus lalu. Dalam pernyataannya, Presiden Prancis itu menegaskan bahwa Prancis akan mendukung segala tindakan diplomatik bahkan tindakan militer yang akan dilakukan oleh ECOWAS di Niger.

ECOWAS sendiri mengancam akan melakukan intervensi militer di Niger jika upaya diplomatik yang dilakukan untuk mengembalikan presiden terguling Bazoum ke kursinya gagal dilakukan.

Selain menyatakan dukungannya untuk ECOWAS, Presiden Macron juga sempat memuji keputusan Presiden terguling Niger, Mohamed Bozum karena tidak mengundurkan diri. Keputusan tersebut dianggapnya sebagai keputusan yang berani.

Dukungan Presiden Macron untuk pemimpin terdahulu Niger juga nampak dari apa yang dilakukan Diplomat Prancis untuk Niger, Sylvain Itte. Meskipun pada Kamis 31 Agustus Junta Niger memerintahkan kepada pihak kepolisian Niger untuk mencabut kekebalan diplomatik Itte, Diplomat Prancis itu tak bergeming dan memilih tetap berada di Niger. Itte ditekan dan diberikan tenggang waktu 48 jam untuk meninggalkan Niger, Namun Diplomat Prancis itu tetap memilih untuk tidak meninggalkan Niger.

Strategi yang dilakukan junta Niger tersebut merupakan strategi serupa yang pernah diterapkan oleh negara tetangga Niger, Mali dan Burkina Faso saat dilanda sentimen anti-Prancis.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline