Lihat ke Halaman Asli

George

TERVERIFIKASI

https://omgege.com/

Soal Penghentian Pencarian Korban Danau Toba, Benarkah Tuduhan Ratna Sarumpaet?

Diperbarui: 3 Juli 2018   12:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ratna Sarumpaet dan Menko Maritim Luhut Binsar Panjaitan [diolah dari apakabarindonesia.info]

Tante Ratna Sarumpaet terlibat perang mulut lawan Om Luhut Binsar Panjaitan. Tante Ratna protes penghentian pencarian korban tenggelamnya KM Sinar Bangun di Danau Toba dan menuduh pemerintah tidak berbuat maksimal sebab menghentikan pencarian dan pengangkatan jenasah karena masalah dana.

Diberitakan sejumlah media, Menteri Koordinator Maritim Luhut Binsar Panjaitan tiba di posko Tim Gabungan dan langsung menggelar pertemuan dengan Basarnas, Dinas Perhubungan, Polri, dan TNI.

Setelah mendengar laporan perkembangan terakhir pencarian korban, Menko Luhut hendak berbicara, tetapi Tante Ratna Sarumpaet yang telah tiba sehari sebelumnya senantiasa memotong pembicaraan Om Luhut.

Adu mulut antara Tante Ratna Sarumpaet yang mengklaim mewakili keluarga korban dan Menko Luhut Panjaitan tidak terhindarkan, terjadi di depan keluarga korban yang sedang diliputi kesedihan, kecemasan, dan putus asa.

Perdebatan ini dilatarbelakangi oleh keberatan Ratna Sarumpaet atas rencana penghentian pencarian korban oleh Tim Gabungan. Tante Ratna tidak terima jika upaya pengangkatan dihentikan sebelum mayat semua korban ditemukan dan diangkat dari dasar danau.

Tante Ratna menuduh pemerintah tidak berbuat maksimal dan beranggapan penghentian pencarian dan pengangkatan korban didasari oleh keterbatasan dana. Menurutnya, pemerintah bisa minta sumbangan dari rakyat agar tersedia pendanaan yang cukup bagi kelanjutan upaya pencarian.

Kita patut menduga Tante Ratna Sarumpaet bermaksud baik. Sebagai putri kelahiran Tapanuli, para korban adalah juga keluarganya. Ia berkepentingan untuk memastikan pemerintah bertindak semaksimal mungkin untuk menemukan jenasah korban dan mengangkatnya agar dapat dimakamkan secara layak.

Persoalannya, apakah benar pemerintah menghentikan proses pencarian dan pengangkatan mayat korban hanya karena alasan pendanaan?

Mari kita lihat fakta-fakta berdasarkan pemberitaan media berikut ini.

  1. Tim SAR gabungan memperkirakan ada 188 prang penumpang KM Sinar Bangun saat tenggelam. Sebanyak 21 orang selamat dan 3 orang meninggal. Tersisa 164 orang yang belum ditemukan.  
  2. Kedalaman Danau Toba sekitar 500 meter dan bangkai kapal Sinar Bangun berada di kedalaman 450 meter. Mayat sejumlah korban juga diperkirakan berada pada kedalaman demkian.  
  3. Basarnas menurunkan 70 personil  Basarnas Special Group (BSG) yang mempunyai kemampuan menyelam hingga kedalaman tertentu 50 meter. 
  4. Basarnas baru pertama kali melakukan pencarian korban pada kedalaman 450 meter.  
  5. Pencarian menggunakan alat Remoted Operated Underwater Vehicle (ROV) yang bisa mendeteksi di dalam air; rotinor yang memungkinkan seorang penyelam mengangkut 6 orang korban; dan jet booth yang ditempel di pinggang penyelam untuk mempercepat pergerakan di dalam air.
  6. Alat canggih ROV Robotik tidak dapat didatangkan karena butuh waktu satu bulan. Ditambah perakitan yang butuh sebulan juga, ROV Robotik baru dapat bekerja setelah dua bulan.  
  7. Pengangkatan jenazah dengan pukat bisa saja diupayakan namun berisiko tinggi dan kondisi jenazah akan hancur.  
  8. Penyelamatan, pencarian, dan pengangkatan korban telah berlangsung 14 hari per 02 Juli 2018, terhitung sejak KM Sinar Bagun karam pada 18 Juni 2018.  
  9. Pendapat keluarga korban terbelah antara yang setuju pencarian dihentikan dan dibangunkan monumen dengan yang berharap pencarian tetap dilakukan sekalipun hanya potongan baju korban yang ditemukan.  
  10. Pemerintah dan Tim Gabungan SAR telah memutuskan menghentikan pencarian di bawah permukaan danau per 3 Juli 2018 dan akan fokus pada pencarian di permukaan danau Toba.  

Dengan fakta-fakta ini, sila Om-Tante menilai sendiri apakah tuduhan Tante Ratna Sarumpaet bahwa pemerintah tidak berupaya maksimal selamatkan korban dan menghentikan pencarian hanya karena kekurangan dana benar atau terlalu mengada-ada.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline