Lihat ke Halaman Asli

Kurnia Nasir

musikus jalanan

Pentingnya Komunitas Keagamaan yang Moderat

Diperbarui: 21 Desember 2023   21:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Mungkin diantara kita pernah memperhatikan beberapa kegiatan Gusdurian di daerah Jawa Timur. Komunitas ini sering dengan cepat menangani beberapa kejadian bencana  dan kemalangan yang diderita oleh masyarakat. Kejadian seperti menangani korban banjir, gempa bumi, atau korban karena bentrokan  karena salah paham.

Dalam kegiatan mereka yang bersifat sosial itu mereka seringkali melibatkan kounitas non muslim dalam kegiatan mereka. Ini memang sesuai dengan filosofi gusdurian yang koheren dengan nilai-nilai yang dipegang oleh Gus Dur. Seperti kita tahu, Gus Dur adalah bapak pluralis Indonesia yang amat menjunjung pluralisme. Beliau dan para pengikutnya berpandangan moderat terhadap keragaman etnis dan keyakinan di Indonesia.

Sebuah peristiwa banjir di sebuah kota kecil misalnya. Pihak Gus Dur dengan sigap mengusahakan bantuan kepada penduduk yang menjadi korban dengan menggandeng gereja yang ingin berpartisipasi menolong mereka. Dengan kolaborasi ini  secara nyata bisa menghasilkan buah pekerjaan yang maksimal. Karena sang pihak penyumbang bisa menyumbang dengan perasaan baik dan pihak penerima sumbangan bisa menerima bantuan ini dengan baik juga

Pandangan dan sikap moderat ini penting karena kondisi Indonesia memang sesuai dengan sikap itu . Kita tidak bisa memaksakan agama mayoritas memiliki nilai yang lebih tinggi dari yang lain. Semisal dalam kasus di atas, tidak bisa pihak korban yang beragama A menolak partisipasi bantuan dari pihak lain hanya karena pihak penyumbang tidak seagama, karena ada jembatan (Yang memoderasi) yaitu gusdurian.

Inilah pentingnya memoderasi dua pihak sehingga konflik-konflik yang mungkin bisa terjadi tidak terjadi. Tugas moderasi oleh komunitas keagamaan juga sangat perlu untuk mencegah radikalisme. Karena sifatnya yang moderat itu, sifat radikal disinyalir tidak ada pada komunitas-komunitas moderat seperti Gusdurian, atau pemuda Muhammadiyah atau yang lainnya.

juga diharapkan dapat menekankan partisipasi aktif komunitas keagamaan dalam mendeteksi, melaporkan, dan mencegah potensi radikalisme di antara anggota mereka, serta membangun kegiatan yang merayakan kebersamaan dan kerjasama antarumat beragama.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline