Lihat ke Halaman Asli

Thoriq Ahmad Taqiyuddin

Audaces Fortuna Iuvat

Rasisme di Amerika Serikat dan Relevansinya Saat Ini

Diperbarui: 1 Maret 2022   21:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Gerakan hak sipil dan social adalah aspirasi yang serigkali dibawakan oleh beberapa kelompok marjinal yang merasa haknya terpojokan oleh berbagai kultur social yang ada. Rasisme adalah salah satunya. Kebijakan segragasi yang dimulai oleh para penjajah dari Negara colonial yang ketakutan akan munculnya perlawanan balik atas eksploitasi besar-besaran yang mereka lakukan ke berbagai Negara, khususnya Negara-negara yang memiliki Sumber Daya Alam (SDA) yang melimpah, seperti negara-negara di Benua Afrika.

Migrasi besar-besaran yang dilakukan penjajah Inggis di era sebelum kemerdekaan Amerika Serikat duluya bertujuan untuk menciptakan pembangunan di Benua Amerika. Namun pemberontakan yang dilakukan oleh para pendiri Amerika modern secara bertahap telah menciptakan integrasi masyarakat yang memiliki dua warna kulit, hitam dan putih.

Tentu manusia diciptakan setara, karna taka da satupun anak yang bisa memilih untuk dilahirkan di perut milik siapa (apakah kulit putih atau hitam). Namun adanya kepentingan dari dominasi atas kepemilikan dan hak-hak politik lainnya telah menciptakan segragasi rasial yang saat ini kita kenal dengan istilah Rasisme.

Kata "Nigga" adalah kalimat ejekan yang dulu diidentikan dengan warga kulit hitam. Terlepas dimanapun mereka dilahirkan, entah New York, Los Angels ataupun Brooklyn, kata-kata ini seringkali ditunjukan bagi para kulit hitam. Apabila ada yang bertanya tentang asal usulnya, tentu saja ini berasal dari sebuah Negara di utara Benua Afrika, Nigeria. Tempat dimana para kolonila Inggris dan Perancis di masa lalu mentransmigrasikan orang-orang di Negara tersebut untuk menjadi budak di "Tanah Harapan" Amerika Serikat.

Walaupun di era sebelumnya para warga kulit hitam ini bekerja sebagai buruh dan pekerja kasar bagi orang-orang eropa yang tinggal di Amerika (Kulit Putih). Namun pendidikan dan distribusi kekayaan yang ikut mendongkrak ekonomi para orang-orang kulit hitam di Amerika saat ini telah menaikan status orang-orang kulit hitam yang ada di Amerika setara dengan orang-orang kulit putih lainnya.

Hari ini kita melihat berbagai kalangan orang kult hitam di Amerika telah mengisi jajaran multi miliader di dunia. Wikipedia bahkan menulis artikel tentang "Black Billionaires" yang berisi jajaran orang-orang kulit hitam paling kaya di dunia.

Mari kita sebut saja, salah satu presenter dengan acara Takshow paling sukses di dunia, Oprah Winfrey, dengan kekayaan 2.7 Milliar Dollar AS. Penyanyi Rrapper top, Jay-Z dengan 1.4 Milliar Dollar dan Kanye West dengan 1.8 Milliar Dollar, ataupun mantan atlet basket terkenal dan juga pemilik tim basket Professional Charlotte Hornets, Michael Jordan, dengan 1.6 Milliar Dollar AS.

Mereka hanya sebagian dari banyaknya Multi Milliader kulit hitam yang tinggal di Amerika, bukan keseluruhan. Pendidikan dan Advokasi yang semakin mapan tentu ikut mendukung kesuksesan yang mereka raih. Nilai dari nominal uag yang mereka miliki bukanlah patokan untuk menghargai orang-orang dengan kulit hitam hanya karna mereka memiliki kekayaan yang mentereng. Tapi, sebagai gambaran bahwa orang-orang dengan kulit hitam memiliki kapasita yang sama dengan kebanyakan orang kulit putih lainnya. Sehingga pandangan rasial dan sifat rasisme sudah selayaknya tidak dianut oleh orang-orang dimanapun mereka berada.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline