Lihat ke Halaman Asli

Enrique Justine Sun

Technical Information Student • Psychology and Philosophy Enthusiast • Organizational Activists

Kunci Hubungan Awet

Diperbarui: 22 Mei 2023   14:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar oleh NoName_13 dari Pixabay 

Chris dan Sarah mulai berkencan sejak SMA. Kami saling mencintai dan yakin bahwa ini cinta sejati. Setelah lulus kami memutuskan untuk menikah. Pernikahan kami dipenuhi canda tawa dan kasih sayang. Kami bekerja sama untuk membangun masa depan bersama.

Lama kelamaan kecupan manis berubah menjadi pertengkaran. Kekhawatiran menumpuk dan saling menuduh mulai muncul. Aku menjadi kritis terhadap segala yang dia lakukan dan sebaliknya. Hubungan kami mulai retak. Kami hampir putus asa.

Suatu hari aku sadar bahwa ikatan cinta kami mulai memudar karena kami lupa untuk tetap bersyukur satu sama lain. Aku memutuskan untuk memulai dari awal. Aku meminta maaf dan mencoba mengerti dia lebih dalam. Dia pun berkompromi dan memutuskan untuk memaafkan.

Perlahan kami mulai saling mendukung, berbagi dan menghargai kembali satu sama lain. Kebahagiaan mulai kembali. Kami menyadari bahwa kunci keawetan hubungan kami bukanlah ketidakcelakaan, melainkan kemampuan untuk terus saling memahami, memaafkan dan tetap bersyukur satu sama lain.

Jadi walau perjalanannya penuh liku, akhir cerita kami tak berubah. Kami tetap bersama sampai akhir waktu. Itulah kisah cinta yang awet.

Gambar oleh Susanne Jutzeler, Schweiz 🇨🇭 💕Thanks for Likes dari Pixabay 

Dalam suatu hubungan ada istilah 3K: Ketulusan, Kejujuran dan Kesetiaan (diluar dari ini hanya additional/tambahan). Kalau salah satu dari 3 kunci ini sudah hilang maka itu patut dipertanyakan, sebelum memulai hubungan apakah calon pasangan kita ini memiliki 3 hal ini atau tidak. 

Kita juga sendiri perlu pertanyakan hal yang sama dalam diri kita. Kalau kita sendiri belum memiliki maka jangan coba-coba untuk bergerak. Begitu juga dengan calon pasangan. Karna kalau dipaksakan akan rusak hubungan. Sama seperti lubang anak kunci jika ada 3 lubang kemudian kunci yang kita pegang hanya 2 yang cocok sedangkan sisa 1 yang tidak cocok masuk lubang dan kita paksa akhirnya akan rusak lubang kunci tersebut begitu juga dengan kuncinya. 

Terkadang saya pun sendiri masih bertanya-tanya. Banyak orang bilang "Siap atau tidak siap akan ada konsekuensinya" yah emang benar seperti itu apalagi dalam suatu hubungan. 

 

Gambar oleh 👀 Mabel Amber, who will one day dari Pixabay 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline