Lihat ke Halaman Asli

Ragu Theodolfi

TERVERIFIKASI

Penikmat seni, pencinta keindahan

Anak Masuk Sekolah Jam 5 Pagi, Orangtua yang Pusing

Diperbarui: 15 Maret 2023   11:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi sekolah jam 5 pagi (KOMPAS/YOLA SASTRA)

Kebijakan yang dikeluarkan oleh Gubernur NTT, Victor Bungtilu Laiskodat, sangat tidak masuk di akal dan menimbulkan protes para orangtua siswa. 

Siswa diminta untuk mulai bersekolah dini hari. Jam 5 pagi! Bukan jam 5 berangkat dari rumah, tapi jam 5 sudah mulai menerima pelajaran di sekolah. Aduhai...ibu mana yang tidak protes?

Alasan Sang Gubernur adalah untuk meningkatkan kualitas lulusan. Dengan dalih untuk meningkatkan nilai akreditasi sekolah dan juga mempersiapkan  siswa agar dapat diterima di beberapa institusi ternama di Indonesia maupun di luar negeri, kebijakan yang 'luar biasa' ini dinilai terlalu dini dan tidak dipertimbangkan secara matang.

Ilustrasi anak SMA (Pexels.com)

Ada sepuluh SMA/SMK di Kota Kupang yang akan menerapkan jam masuk sekolah pukul lima pagi. SMAN 1 Kupang, SMAN 2, SMAN 3, SMAN 5, SMAN 6, SMKN 1, SMKN 2, SMKN 3, SMKN 4 dan SMKN 5 Kupang dan dua sekolah telah memberlakukan kebijakan jam masuk jam 5 pagi.

Reaksi yang diterima masyarakat pun beragam. Umumnya orangtua siswa menolak kebijakan yang tidak berpihak pada keamanan dan keselamatan siswa. 

Berbagai komentar tak bisa dihindari. Media sosial mendadak membahas topik ini dengan berbagai komentar dan alasan yang masuk akal. 

Kolase komentar masyarakat untuk kebijakan sekolah jam 5 pagi (dokpri)

Wajar, bila orangtua memberikan protes keras pada kebijakan yang hanya sepihak ini. Bukannya menolak atau tidak sepakat dengan niat untuk meningkatkan kualitas siswa. Tapi apakah kualitas bisa dicapai dengan hanya memajukan jam  masuk sekolah? 

Bukankah pendidikan yang berkualitas itu berangkat dari berbagai aspek penting di dalamnya. Tidak hanya soal kedisiplinan, tapi masih banyak aspek lainnya yang menjadikannya berkualitas. Kurikulum, sarana prasarana, sumber daya serta unsur penunjang lainnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline