Lihat ke Halaman Asli

Multitasking di Kelas: Efek Positif atau Negatif untuk Pembelajaran Siswa?

Diperbarui: 28 April 2024   18:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Multitasking atau multigas yang berarti mampu mengerjakan banyak tugas atau aktivitas dalam satu waktu atau waktu yang sama. Hal ini kerap dilakukan oleh beberapa siswa dimana mereka mampu melakukan banyak tugas dalam waktu yang sama. Tak terkecuali bagi para pelajar, yang sering kali dihadapkan dengan berbagai tugas dan tanggung jawab di waktu yang sama. 

Meskipun multitasking mungkin tampak sebagai cara yang efisien untuk menyelesaikan banyak hal, namun efektivitasnya terhadap pembelajaran siswa masih menjadi perdebatan. 

Di kelas, multitasking dapat diwujudkan dalam berbagai bentuk, seperti:

  • Menyimak penjelasan guru sambil mencatat
  • Mengerjakan tugas PR di sela-sela jam pelajaran

Beberapa faktor yang dapat mendorong siswa untuk melakukan multitasking di kelas. Beban belajar yang tinggi dimana siswa dihadapkan dengan berbagai tugas, ujian, dan proyek yang harus diselesaikan dalam waktu singkat. Hal ini mendorong mereka untuk mencari cara agar dapat menyelesaikan banyak hal sekaligus. Era gaya hidup digital yang membuat siswa memiliki kebiasaan multitasking dalam keseharian, seperti menggunakan media sosial sambil menonton televisi, terbawa ke dalam lingkungan belajar. 

Multitasking di kelas memang tampak praktis untuk menyelesaikan banyak hal dalam waktu singkat. Namun, di balik kepraktisan tersebut, terdapat berbagai akibat negatif yang mengintai pembelajaran siswa. Salah satunya adalah penurunan fokus dan konsentrasi. Saat melakukan multitasking, otak dipaksa untuk berpindah-pindah fokus dari satu tugas ke tugas lain, sehingga sulit untuk berkonsentrasi penuh pada satu hal. Hal ini dapat berakibat pada pemahaman materi pelajaran yang tidak maksimal.

Selain itu, multitasking juga dapat meningkatkan stres dan kecemasan siswa. Beban tugas yang menumpuk dan tuntutan untuk menyelesaikan semua tugas dalam waktu singkat dapat membuat siswa merasa terbebani dan stres. Kecemasan ini semakin diperparah dengan rasa takut tidak dapat menyelesaikan tugas dengan baik.

Upaya untuk mengatasi multitasking di kelas perlu dilakukan secara berkelanjutan, melibatkan berbagai pihak, dan menciptakan lingkungan belajar yang kondusif. Meningkatkan kesadaran siswa dan orang tua tentang efek negatif multitasking dan pentingnya fokus pada satu tugas pada satu waktu menjadi langkah krusial. Edukasi ini dapat dilakukan melalui berbagai cara, seperti seminar, workshop, atau materi pembelajaran di kelas.

Melatih siswa dalam mengelola waktu dengan baik adalah kunci untuk menyelesaikan tugas tepat waktu tanpa perlu multitasking. Guru dapat membantu siswa dengan memberikan tips dan strategi manajemen waktu, seperti membuat daftar prioritas tugas dan jadwal belajar yang realistis. Menciptakan lingkungan belajar yang bebas dari distraksi seperti gadget dan media sosial sangatlah penting. Guru dapat menerapkan aturan di kelas yang melarang penggunaan gadget selama jam pelajaran. Orang tua pun perlu memberikan dukungan dengan membatasi waktu penggunaan gadget anak di luar jam belajar.

Multitasking di kelas memiliki efek negatif yang lebih besar dibandingkan efek positifnya bagi pembelajaran siswa. Oleh karena itu, penting untuk menerapkan berbagai solusi untuk membantu siswa fokus dan belajar dengan efektif. Dengan meningkatkan kesadaran, mengelola waktu dengan baik, dan menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, siswa dapat mencapai potensi terbaik mereka dalam belajar.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline