Lihat ke Halaman Asli

Menggali Potensi dengan Merdeka Belajar

Diperbarui: 21 Oktober 2022   22:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Merdeka belajar yang digagas Mas Menteri Nadiem Makarim saat negeri ini terpapar Covid-19, menjadi tantangan menarik yang cukup menguras energi bagi guru yang sungguh-sungguh menjalankannya. 

Gagasan ini memberi kesempatan pada guru dan siswa untuk menentukan sistem pembelajaran sesuai situasi dan kondisi yang dihadapi. 

Pembelajaran bisa dipilih, dipilah, dikreasi dalam proses belajar yang variatif hingga membuahkan hasil belajar yang beragam pula. Dengan kata lain, merdeka belajar sejatinya menggiring guru untuk menjadi pribadi profesional yang kreatif.

Konsep merdeka belajar yang gaungnya menguar dalam dua tahun terakhir ini sejalan dengan prinsip pendidikan ala Ki Hadjar Dewantara. 

Tokoh pendidikan ini memandang pendidikan sebagai pendorong bagi perkembangan siswa, yaitu pendidikan mengajarkan untuk mencapai perubahan dan kebermanfaatan bagi diri sendiri, bagi bangsa, dan lingkungan sekitar.

Makna yang terdapat di dalam prinsip kebermanfaatan ini adalah belajar bukan sekadar pemahaman teori, konsep, atau hafalan, melainkan harus mencapai tataran tertinggi dalam bentuk aplikasi dalam kehidupan sehari-hari. 

Hasil belajar jangan dimaknai dalam besaran angka yang tertera pada buku laporan hasil belajar, namun lebih mengarah pada kemampuan menerapkan hasil belajar dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam segi hard skill maupun soft skill.

Sebagai contoh, peserta didik lulusan SMK Kompetensi Keahlian Pemasaran diharapkan mampu menjadi wirausahawan yang andal, menjadi pekerja yang berdedikasi, atau menjadi tenaga kerja yang mampu memberi layanan prima. 

Selain mampu menjadi penjual andal, dia juga harus siap memberi layanan prima bagi konsumen. Artinya, mampu menerapkan hard skill juga soft skill dalam kehidupannya.

 Untuk mencapai dan mewujudkan siswa SMK pemilik hard skill juga soft skill yang mumpuni, sekolah perlu menerapkan system pembelajaran yang terencana dan jelas capaiannya. 

Sebagai langkah awal, sebelum pelaksanaan pembelajaran di SMK, guru harus memahami dulu kondisi siswa. Pengetahuan tentang siswa ini diperoleh guru melalui penilaian diagnostik. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline