Lihat ke Halaman Asli

Tesalonika Hsg

TERVERIFIKASI

Kompasianer 2024

Menahan Rasa Ego dalam Ketekunan

Diperbarui: 14 Oktober 2025   08:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Bersyukur (Sumber: Unsplash)

"Ada masa ketika semua usaha terasa sia-sia. Kita sudah berlari sejauh mungkin, menahan lelah, dan berdoa setiap malam agar sesuatu berubah. Namun nyatanya hasilnya tak kunjung juga tampak. Sementara itu, orang lain tampak melesat cepat, mencapai hal-hal yang hanya bisa kita bayangkan. Di titik itu, rasa sabar diuji dengan cara yang paling sunyi. Bukan lewat ujian besar, tapi lewat penantian yang panjang dan tak pasti."

Kesabaran tidak selalu terlihat indah. Kadang ia terasa seperti jalan yang terlalu sepi, atau doa yang tidak pernah dijawab. 

Namun mungkin justru di situlah ia bekerja. Sabar bukan berarti diam tanpa arah, melainkan tetap melangkah perlahan ketika hati mulai ingin menyerah. Ia adalah bentuk kepercayaan, bahwa apa pun yang sedang kita jalani tidak sedang sia-sia hanya belum waktunya untuk terlihat.

Setiap Orang Punya Waktunya Sendiri

Kejadian orang-orang di sekitar sering membuat kita terburu-buru. Media sosial menunjukkan hasil tanpa proses, kemenangan tanpa perjalanan. 

Kita lupa bahwa yang tampak mudah bagi orang lain mungkin lahir dari perjuangan yang tidak kita lihat. Lalu kita mulai membandingkan langkah, seolah hidup ini lomba siapa yang paling cepat sampai.

Padahal, setiap jiwa punya musimnya sendiri. Ada yang tumbuh cepat, ada yang butuh waktu lebih lama. Tidak ada yang salah di antara keduanya. 

Alam tidak pernah memaksa bunga mekar bersamaan, sebab keindahan justru ada pada keberagaman waktu tumbuhnya. Begitu juga kita. Tidak semua hal harus terjadi sekarang, dan tidak setiap keterlambatan berarti kegagalan.

Proses yang lambat sering kali menyembunyikan hal-hal yang justru paling berarti. Dalam jeda yang panjang, kita belajar tentang ketulusan, keikhlasan, dan pengendalian diri. 

Kita belajar membedakan antara keinginan yang sementara dan panggilan yang sejati. Mungkin itu sebabnya Tuhan tidak langsung memberi hasil karena Ia sedang menyiapkan hati yang cukup kuat untuk menerimanya.

Makna Sabar yang Sebenarnya

Sabar bukanlah sekadar menunggu sesuatu terjadi. Ia adalah kemampuan untuk tetap lembut di tengah kekacauan, tetap berusaha tanpa kehilangan kepercayaan, tetap memelihara harapan bahkan ketika keadaan belum berubah. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline