Lihat ke Halaman Asli

Teopilus Tarigan

TERVERIFIKASI

Pegawai Negeri Sipil

Maaf Diary, Catatan Kita Berakhir Sampai di Sini

Diperbarui: 7 Oktober 2020   02:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Apotek Bersama (Dokpri)

P r o l o g

30 April 2020, saya memulainya dengan sebuah puisi, "Tanya Jelaga kepada Laba-laba".

Rumah sepi, jalananpun sunyi
Kemana gerangan orang-orang?
Apakah semua bersamadi?
Bukan, tak ada uang maka sepi 

Benarkah? Selalukah tentang uang?
Makan harus ada uang, samadipun mungkin harus ada uang
Lalu dimana gerangan uang?
Itulah, mencarinya keburu membuat orang mati 

Itu, di sana ada orang lalu lalang
Di sanakah gerangan uang?
Bukan, orang-orang itu memburu kehidupan
Takada uang, mati

Bukan, itu bukan sepi, bukan pula terlantar
Di rumah ada jelaga, dan laba-laba yang bersarang
Bersama menertawakan kehidupan
Lain hari meratapi kematian

***

2015, lima tahun lebih awal...

Kami membuka sebuah apotek di sebuah ruas jalan yang ramai di kota. Namun, pemain baru pasti membutuhkan upaya ekstra. Sebagai pesaing amatir, pemain lama menang nama dan segalanya. Begitulah hidup, dimana-mana, ya begitu.

Dua tahun kemudian...

10 Juni 2017, Celengan

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline