Lihat ke Halaman Asli

Teopilus Tarigan

TERVERIFIKASI

Pegawai Negeri Sipil

Puisi | Menghalau Muka Sayu

Diperbarui: 9 Januari 2020   23:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kursi kayu, segelas kopi sachet, daun sirih dan pokok mangga di belakang rumah (dokpri)

Terik panas siang itu
Udara pengap, menyesakkan dada
Kelopak mata hendak mengatup saja
Sesekali memang tertutup juga

Raut muka sayu, seperti layu
Apakah ini kolesterol,
Ataukah lemak-lemak jahat tahun baru?
Tidak ada yang mau tahu

Bukan, ini bukan karena roti tahun baru
Udara memang pengap,tapi kalah oleh gelapnya kalbu
Tiada apa dan sesiapa ambil peduli
Tidak, kecuali mereka yang sama-sama bermuka sayu

Malam, di belakang rumah, gelap
Daun sirih melilit, selayak benalu di pokok mangga
Semerbak aroma kopi sachet-an meruyak hangat
Hangat menerpa muka sayu, hangat hanya hangat
Tiada apa dan sesiapa kan terganggu
Kalbu, wajah sayu, aroma kopi, hanya hangat

Semua biasa saja,
Tenggelamlah temanku, dalam kelamnya malam
Pokok mangga setia menantimu bersama benalu,

Tenanglah wahai jiwa,
Ini hanya malam seperti malam malam yang lalu
Srrrup, srrrup, seruput kopi sachet itu
Tandaskan sampai tuntas temanku




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline