Lihat ke Halaman Asli

Teguh Nugroho

Anak laki-laki yang suka kopi, pergi-pergi, dan kereta api

Sedotan Plastik, Sampah Kecil yang Membunuh Bumi

Diperbarui: 24 Oktober 2021   18:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sampah plastik (termasuk sedotan) di Jalan Malioboro pada Sabtu, 23/10 (dokpri)

"Ah cuma sedotan plastik gini, kecil, nggak apa-apalah tetep dipake," pernah berpikir seperti ini?

Plastik bisa jadi merupakan material paling favorit di abad ini. Ia ringan, murah, dan kuat sampai batas-batas tertentu. Membawa barang, pakai plastik. Mengemas sesuatu, pakai plastik juga. Dari membeli sarapan di pagi hari, belanja di supermarket, menerima paket belanjaan olshop, semuanya pakai plastik.

Tak heran, jika dunia sedang tenggelam oleh sampah plastik. Di Indonesia sendiri, sebanyak lebih dari 1,2 juta ton plastik berakhir di lautan. Di tahun 2018 saja, ada 16 kg sampah per 100 meter persegi di perairan Laut Pramuka, DKI Jakarta.

Mari Bicara Data tentang Sedotan Plastik

Dari berbagai rupa material plastik itu, sedotan adalah salah satu yang paling sering digunakan, selain tentu saja kantong, botol, dan gelas plastik.

Infografis sampah sedotan plastik buatan saya (dokpri)

Berdasarkan survey yang dilakukan Divers Clean Action (2018), ada lebih dari 93 juta sampah sedotan plastik per harinya. Ini tahun 2018 dan hanya di 10 kota besar lho. Kalau sekarang, apalagi di masa pandemi dan jika seluruh kota di Indonesia didata, jumlahnya pasti akan jauh lebih banyak!

Jumlah 93 juta ini setara dengan 117.449 km atau sejauh Jakarta ke Meksiko. Bila diakumulasi dalam 1 minggu malah bisa 3 kali mengitari bumi!

Berbeda dengan sebagian sampah plastik lainnya, sedotan plastik butuh waktu ratusan tahun untuk terurai serta bisa menjadi mikroplastik. Karena bentuknya yang panjang, runcing, seringkali sudah terpotong-potong, sampah sedotan plastik jadi melukai atau termakan biota laut.  Ukurannya yang kecil juga membuat sampah sedotan plastik kadang luput terangkut. Sekitar sepertiga biota laut mati karena sampah plastik setiap tahunnya.

Mengapa Saya Tidak Suka dengan Sedotan Plastik

Di antara seabrek sampah plastik di atas, sedotan adalah salah satu yang menurut saya paling tak berguna.

Pertama, karena kita bisa banget minum tanpa sedotan (kecuali kalau ada sakit atau kelemahan tubuh). Biasanya, kita minum dengan sedotan untuk faktor kenyamanan. Lain halnya dengan sampah plastik lain seperti botol atau kantong plastik. Kita membutuhkannya untuk mengemas sesuatu, terkadang juga digunakan untuk distribusi bantuan kemanusiaan. Tapi sedotan?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline