Lihat ke Halaman Asli

tegarsianipar

"Si Vis Pacem, Para Bellum"

Akankah Budaya Membaca dan Membeli Buku Hilang? Berikut Ide Mengatasinya

Diperbarui: 11 November 2022   12:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto penulis sedang di Gramedia Jln.Gajah Mada Medan, sumber: dok.pribadi

Pergilah kemanapun engkau melangkah, pasar, tempat olahraga, cafe, warung kopi, warung pecel lele, seafod 2000, kantor, bahkan perpustakaan, pasti engkau akan selalu menjumpai ada orang yang asik bermain gadget atau HP, saya jamin itu.

Dimanapun, kapanpun, pasti ada orang yang bermain HP, apakah teknologi smartphone memang telah mengambil perhatian dunia?, bagaimana dengan buku? 

Mari kita observasi lagi, coba kita lakukan aktivitas dari mulai kita terbangun sampai tertidur lagi, melakukan kegiatan keseharian seperti normal saja, coba kita perhatikan, saat kita bangun ke pasar belanja, berangkat ke kantor, ke warung kopi, cafe, warung makan, tempat olahraga, taman, sampai kita tertidur lagi, adakah orang yang memegang buku dan tampak sedang membaca buku?

Buatlah jawaban hasil pengamatan anda sendiri, maka segitulah jawaban dari perbandingan antara budaya membaca buku per hari ini dengan budaya bermain HP.

Akankah budaya membaca dan membeli buku dapat dipertahankan?, akankah masa depan buku masih bisa tetap eksis dan masih tetap dapat punya peminatnya atau pasarnya?, mari kita telaah.

Berdasarkan data UNESCO, minat baca masyarakat indonesia hanya mencapai 0,001% , itu artinya dari 1000 orang indonesia hanya 1 orang yang rajin membaca, data UNESCO mengatakan indonesia berada di peringkat 60 dari 61 negara yang di data UNESCO tentang minat baca.

Tahun 2021 yang lalu Perpustakaan Nasional melakukan pemetaan mengenai tingkat kegemaran membaca masyarakat indonesia dari 34 Provinsi, data tersebut menunjukan kegemaran membaca masyarakat indonesia berada di skala angka 59,52 dari skala 0-100, Perpusnas mengatakan ini termasuk ke dalam peringkat yang sedang, dan dari tahun 2016 angka ini terus meningkat.

sumber: Liputan6.com

Sekarang mari kita bandingkan dengan kegemaran masyarakat indonesia dalam bermain HP, Menurut laporan yang dirilis oleh Firma riset pasar Data.ai, Indonesia dan Singapura jadi negara terlama menghabiskan waktunya untuk bermain ponsel dengan rata-rata 5,7 jam per hari. 

Artinya kita dapat melihat bahwa Tren bermain HP masyarakat di indonesia sangatlah tinggi, jika dibandingkan sama peminat membaca buku angkanya sangat jauh tertinggal, dapat disimpulkan bahwa orang indonesia lebih senang menghabiskan waktunya dengan bermain HP dari pada membaca buku. 

IDE : 

Menurut saya, untuk meningkatkan kembali niat baca buku di indonesia, harus ada semacam gebrakan atau penggabaran budaya bahwa membaca itu keren dan menimbulkan akibat dianggap keren, istilah nya kalau anak zaman sekarang vibes nya harus dapet, artinya harus ada penggeraknya, pertanyaan nya siapa? dan apa? 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline