Lihat ke Halaman Asli

Nogo Tegar Segara

menulis untuk belajar , belajar untuk menulis

Deus, Gratias Agimus Tibi

Diperbarui: 1 Agustus 2021   11:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Pagi ini saya duduk di tempat favorit di samping jendela bus Transjakarta di perjalanan menuju ke kantor. Di sepanjang perjalanan, dari balik jendela bus saya melihat banyak orang yang sudah mulai beraktivitas.

Ada yang sedang bersepeda, ada yang berlari-lari pelan di trotoar, ada yang duduk di trotoar sambil siap sedia untuk mengambil foto para pesepeda, ada petugas yang sudah bertugas menjaga pergerakan mobilitas warga dan ada juga petugas berseragam orange yang menyapu jalan.

Bagi saya ditengah pandemi ini masih bisa beraktivitas dan bekerja merupakan suatu karunia dari Tuhan yang harus di syukuri. Mungkin ditengah pandemi ini banyak orang yang kehilangan pekerjaan sehingga tidak dapat bekerja atau mungkin juga tengah terpapar Covid-19 dan harus melakukan isolasi mandiri sehingga tidak dapat beraktivitas.

Dalam kondisi ini ada salah satu hikmah yang bisa kita ambil pelajaran dari sebuah sepatu. Sama seperti sepatu, setiap dari kita memiliki ukuran dan model sepatunya masing-masing. Sama seperti hidup kita sudah punya model dan ukurannya masing-masing.

Tentu kita pernah mencari sepatu yang sesuai keinginan kita, model dan ukurannya. Suatu hari saya sedang mencari sepatu di sebuah pusat perbelanjaan. Saya melihat sebuah sepatu yang menarik untuk saya beli. Sayangnya, sepatu tersebut tinggal satu dan hanya tersedia dengan ukuran 40, sedangkan kaki saya berukuran 45. 

Walaupun sepatu dengan model bagus tetapi karena ukurannya tidak pas di kaki saya, saya urung untuk membeli sepatu tersebut.
Bisa saja saya paksakan untuk beli, tapi pasti akan buat kaki saya sakit karena kesempitan. Akhirnya saya pun mencari sepatu lain yang pas ukurannya dengan kaki saya.

Pernah juga sepatu yang saya mau ukuran lebih besar dari ukuran kaki saya. Jika saya paksakan untuk beli juga tidak akan nyaman saya gunakan. Bisa saja sepatu terlepas ketika saya gunakan.

Karena saya menyadari, fungsi sepatu sama. Sehingga saya tidak perlu memaksakan untuk membeli sepatu dengan model yang saya suka namun tidak ada ukuran yang pas buat kaki saya.

Dari cerita tersebut, kita bisa mengambil pelajaran. Dalam hidup tidak semua sesuai dengan ukuran kita, tidak semua pas walau terlihat bagus. Ada kalanya yang terlihat bagus di mata, belum tentu pas untuk kita.

Begitupun dalam hidup, bisa jadi yang diperoleh kita adalah sesuatu yang pas sehingga tidak perlu iri dengan pencapaian yang orang lain dapatkan dan tidak perlu minder dengan apa yang ada pada kita. 

Sama seperti sepatu, bisa jadi yang orang lain miliki adalah hal yang kecil untuk ukuran kita atau bisa jadi sesuatu yang orang lain miliki adalah hal yang besar untuk kita. Cukuplah kita menggunakan sepatu yang pas dengan ukuran kaki kita. Karena sepatu yang pas membuat langkah kita nyaman. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline