Lihat ke Halaman Asli

Taufik Uieks

TERVERIFIKASI

Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Ketika Suka dan Duka Berdamping Mesra dalam Bunga

Diperbarui: 16 Juli 2016   14:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebuah berita duka melalui telpon genggam membangunkan saya daritidur yang tidak nyenyak. Setelah sekitar 10 hari dirawat di Rumah Sakit CiptoMangunkusumo , Prof Dr Santoso Cornain, guru besar fakultas kedokteran Universitas Indonesia menghembuskan nafas terakhir sekitar pukul 00.45 WIB pada12 Juli 2016 dini hari.  Hidup,  mati, dan jalan hidup memang merupakanmisteri, masih terbayang pertemuan terakhir dengan beliau pada kesempatan menjenguk beberapa hari setelah Lebaran . Senyum nya yang khas penuh damai masih terbayang di kepala .

img-5310-5789e05dce92738306cc429e.png

 Selasa pagi, setelah disemayamkan sementara di ruang duka DahliaRSCM, jenazah Prof Santoso  dipindahkanke FKUI untuk diberikan penghormatan terakhir. Gedung FKUI yang terletak di Salemba Raya no 6 meuakan gedung tua yangindah dan bersejarahk. Di depannya terdapat patung Prof Dr Abdul Rachman Salehyang merupakan pemimpin Radio Republik Indonesia yang pertama . Pada prasastidi bawah patung terdapat tulisan "Profesional , pelopor ,pejuang ,Pemimpin "

img-5295-5789e092ce9273cc06cc429d.png

 

Memasuki aula, ruangan sudah ramai dengan pelayat yangkebanyakan   civitas akademika FKUI ,baik dosen , mahasiswa, dan juga para professor. Selain itu juga kerabat dankeluarga almarhum Prof Santoso.  Sambilmenunggu upacara saya sempatkan meihat-lihat pojok pojok ruangan ini. 

img-5300-5789e0a7ce9273d006cc4295.png

 

Ter herinerring aan Dr. Joh. Noodrhoek Hegt geboren 10 Mrt 1866Batavia Overleden 30 Sept 1915 Den Haag Directeur der STOVIA van 9 Nov 1908 tot28 Feb 1915”, demikian nukilan prasati berwarna keemasan yang ada didinding.  Prasasti ini dibuat untukmengenang Drektur STOVIA sejak 1908 sampai 1915 yang lahir di Batavia pada 1866dan meninggal di Den Haag pada 1915.  Di tempat lain juga ada sebuah prasasti yang disebut sebgagi “Gedenksteen”atau batu peringatan yang diletakan oleh “Gravin Van Limburg Stirum" pada 26Agustus 1916.   Sementara di sebuahprasasti peringatan 23 tahun Tritura 10 Januari 1966-1989 juga terpampang didinding.

img-5297-5789e0f1e122bdda11c3a380.png

 

“Di kampus ini 

Telah dipahatkan 

Kemerdekaan

 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline