Lihat ke Halaman Asli

Taufik Uieks

TERVERIFIKASI

Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Renungan di Makam Jose Rizal di Luneta Park Manila

Diperbarui: 25 Mei 2016   08:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Kalau Jakarta punya Monas, maka Manila punya Luneta Park dan kalau belum mampir kesana belum sah pengembaraan ke Manila,  kata-kata seorang teman lama yang memang berasal dari Filipina terngiang kembali ketika saya baru saja selesai beranjangsana ke Intramuros,  yaitu kota tua Manila yang sangat bersejarah.

www.kompasiana.com

Dari General Luna Street,  perjalanan dilanjutkan dengan santai menyusuri kaki lima kota Manila yang ramai.   Di lampu merah, belok kanan memasuki Padre Burgos Avenue dimana terdapat Planetarium.  

Dari sini tinggal menyusuri kaki lima yang cukup lebar dan nyaman untuk sampai di perempatan dan belok kiri di Roxas Boulevard, jalan raya paling terkenal di Manila yang dinamakan sesuai dengan nama Presiden pertama Filipina setelah mendapatkan kemerdekaan dari Amerika Serikat .

dokpri

Menyusuri Roxas Boulevard , di sebrang jalan terlihat sebuah tugu dengan jam bulat di atas nya. Ternyata ini adalah Centennial Memorial Clock yang dibangun untuk memperingati 100 tahun kemerdekaan Filipina pada 1998.  Jam bermerek Bulova itu menunjukan sekitar pukul 3.30 sore waktu Manila. 

Tidak jauh dari tugu jam ini ada  sebuah tugu kecil dengan gambar peta kepulauan Filipina dan tulisan Km 0. Ini adalah kilometer Nol nya Filipina di mana semua jarak  akan diukur dari titik ini.  Di depannya terlihat sebuah Calesa atau kereta kuda  mirip delman yang siap mengantar wistawan berkeliling di kawasan Luneta Park .

dokpri

Sederetan awan putih berak-arak di langit kota Manila.  Udara lumayan panas , seorang lelaki tua berusia hampir 60 tahunan mendekati sambil menawarkan jasa foto langsung jadi.  “Hindi, Salamat po!” Tidak, Terimakasih, demikian jawaban saya mencoba menolak dengan halus tawarannya. 

Bisnis foto langsung jadi sepertinya sudah tidak menjanjikan lagi sehingga akhirnya pia tua itu cukup senang ketika saya memberikannya satu bungkus makanan cepat saji yang kebetulan dibeli di Intramoros tadi.

dokpri

Sebuah tiang bendera yang tingginya terlihat menjulang ke langit hadir bagaikan menara pengintai yang ramping di kawasan Rizal Park yang juga disebut Luneta Park ini.  Di pucuknya berkibar dengan gagah  bendera biru merah dengan segitiga putih berhiaskan matahari dan 3 bintang berwarna emas. Inilah Pambansang Watawat atau bendera nasional yang bernama Tatlong Bituin at Isang Araw yang artinya Tiga Bintang dan matahari. Tiang bendera ini tingginya hampir 50 meter dan menjadi penanda Rizal park dari kejauhan.

dokpri

Jose Rizal Monument (1913), Act 243 granted the use of public land in Luneta as a site for the Jose Rizal Monument, 28 September 1901  demikian tertera pada sebuah prasasti kembar dalam bahasa Inggris. Di sisi kiri terdapat prasasti serupa dalam Bahasa Tagalog yang berjudul “Ang Pambansang Bantayog Ni Jose Rizal 1913”. 

Prasasti ini bercerita bahwa  monumen ini dibangun unyuk memperingati Jose Rizal dan diberi nama “Motto Stella” yang artinya Bintang Pemandu sesuai dengan rancangan Pemahat berkebangsaan Swiss Richard Kissling.  

Ternyata  rancangan Monumen Rizal ini dilombakan pada tahun 1905-1907 dan Kissling lah salah satu pemenangnya. Monumen ini dibuat dari batu granit dan patung-patungnya dibuat dari perunggu.  

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline