Lihat ke Halaman Asli

Tantangan dan Peluang Saarc sebagai Organisasi Regional di Asia Selatan

Diperbarui: 26 Juni 2015   08:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

SAARC terdiri dari Bangladesh, India, Pakistan, Maladewa, Nepal, Sri Lanka, Bhutan - bertujuan meningkatkan kerja sama ekonomi di Asia Selatan dan akan mengadakan pertemuan puncak November mendatang. Hanya saja sejauh ini SAARC tidak maju-maju karena dicederai sengketa panjang antara India dan Pakistan - sengketa perbatasan. Pertemuan puncak sudah ditunda dua kali, salah satu alasannya ialah bencana tsunami Desember 2004, sedangkan alasan lainnya ialah penolakan India untuk ambil bagian setelah Raja Nepal menyingkirkan pemerintahan terpilih dan merebut kekuasaan. Berdasarkan Piagam SAARC, sebuah pertemuan puncak tidak bisa diadakan bila pemimpin salah satu negara anggota tidak bisa hadir.

Para pejabat SAARC akan bertemu bulan depan, untuk menghapuskan perbedaan dan melapangkan jalan bagi penciptaan SAFTA (South Asia Free Trade Area), zona perdagangan bebas Asia Selatan, pada bulan Januari. Demikian pernyataannya, setelah KTT. Tujuh anggota pertama SAARC mendirikan organisasi tersebut tahun 1985, untuk mempromosikan kerja sama di kawasan Asia Selatan. Namun sejak berdiri, anggota-anggotanya telah menyepakati sejumlah persetujuan terutama mengenai isu-isu perdagangan bebas dan perlindungan lingkungan. Kesepakatan-kesepakatan ini belum dilaksanakan akibat persaingan, sehingga dipertanyakan efektivitas kelompok tersebut.

Selama India-Pakistan sebagai anggota utama SAARC bermusuhan, gagasan kerja sama regional tidak akan berjalan dan hanya menjadi ilusi. Sejak SAARC terbentuk tahun 1985, kerja sama regional Asia Selatan kurang berjalan antara lain sebagai dampak ketegangan India-Pakistan dalam krisis Kashmir. Konflik Kashmir yang merupakan sisa perpecahan Anak Benua Asia tahun 1947 tidak hanya menimbulkan ketegangan antara India dan Pakistan, tetapi juga membawa implikasi negatif terhadap situasi keamanan regional. Setiap kali terjadi ketegangan India-Pakistan, negara-negara di kawasan Asia Selatan ikut merasa cemas.

Secara singkat dapat disimpulkan bahwa tata hubungan internasional di Asia Selatan banyak dipengaruhi oleh persaingan Pakistan dan India. Hubungan kedua negara ini banyak mempengaruhi suasana di kawasan ini. Semakin tegang kedua negara maka suhu kawasan pun meningkat. Misalnya, saat terbentuk pemerintahan India di bawah Partai Bharatiya Janata, (BJP) maka Pakistan segera meningkatkan kesigaannya karena partai itu berideologikan Nasionalis Hindu yang berbeda dengan Partai Kongres yang flatformnya sosialis sekuler.Meskipun terjadi persaingan untuk memperbutkan pengaruh dan saling curiga yang terus menerus namun kerja sama ekonomi dan teknik telah menjadi bagian dari kawasan Asia Selatan. Pertukaran budaya dan informasi seperti tidak terpengaruh oleh ketegangan yang diciptakan oleh para pemimpin politik dan militer kedua negara. Terbentuknya SAARC merupakan puncak dari kesadaran adanya usaha kerja sama




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline