Lihat ke Halaman Asli

Tashdieq Ulil Amri

Universitas Al Azhar

Ritual Ngabuburit Ngaji Hikam Ata'iyyah

Diperbarui: 7 Mei 2019   20:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setiap bulan Ramadan tiba, salah satu aktivitas  familiar yang sering kita lakukan menjelang waktu berbuka adalah ngabuburit.

Nah istilah Ngabuburit ini, kata salah seorang pengajar Departemen Pendidikan Bahasa Sunda Universitas Pendidikan Indonesia, Retty Isnendes mengatakan, "kata ngabuburit berarti ngalantung ngadagoan burit. Artinya,kurang lebih bersantai santai sambil menunggu waktu sore".

Sebagai pendekatan maknanya mungkin begini; menunggu waktu berbuka sambil mengerjakan sesuatu dengan santai khusus di bulan Ramadhan.

Yah harus kita akui bahwa Ramadan kurang afdal tanpa mengisi ritual ngabuburit dengan hal bermanfaat, baik itu berburu takjil, nongkrong, jalan jalan, ngaji ataupun baca Quran.
Semua punya selera masing masing.

Ngabuburit pertama saya, diisi dengan pengajian Hikam Ata'iyyah, yang diadakan oleh salah satu komunitas belajar.
Saya sengaja ikut pengajian ini, sebagai penyucian hati yang kopong,
agar tidak kering saat dibopong.

Dalam penyampaiannya bahwa,
diantara tanda tanda penyadaran/pengandalan amal saleh atas pekerjaannya(sendiri) adalah berkurangnya harapan ketika dia lalai (maksiat)

Perkataan ini menunjukkan bahwa menyandarkan perbuatan baik yang setiap muslim lakukan atas pekerjaannya sendiri (perbuatan baik itu  dia yang menciptakan sendiri- 'amaluz zati) adalah perbuatan yang dilarang.

Dengan pengakuan seperti ini, seakan akan kita mengakui bahwa ada pencipta lain selain Allah SWT, dan perilaku seperti ini adalah salah satu bentuk syirik yang tidak nampak. Ujungnya semua ini akan berimpak terhadap kekotoran hati.

Mengapa dilarang ?
Dalam hadist Rasulullah Saw bersabda,

 يدخل الجنة أحدكم بعمله قالوا: ولا أنت يا رسول الله؟ قال: ولا أنا إلا أن يتغمدني الله برحمة منه وفضل

Bahwasanya bukan perbuatan amal saleh yang memasukkan umat muslim kedalam surga, dan bukan pula karena Rasulullah Saw, melainkan karena Rahmat Allah SWT.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline