Lihat ke Halaman Asli

Taschiyatul Hikmiyah

Mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam

Victim Mentality Syndrom: Definisi, Ciri-ciri, dan Cara Mengatasinya

Diperbarui: 1 September 2022   09:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilsutrasi "Victim Mentality Syndrom" (Sumber: Pinterest.id)

Melansir melalui Alodokter.com, Victim Mentality Syndrome (VMS) didefinisikan sebagai suatu keadaan yang mana seseorang selalu berfikir negatif dan cenderung merasa bahwa dirinya menjadi korban atau kesalahan yang dilakukan oleh orang lain. Orang dengan gangguan VMS akan cenderung merasa bersalah dan menganggap bahwa tidak ada orang lain yang benar-benar memahaminya.
Adapun ciri-ciri orang yang mengalami Victim mentality syndrome, diantaranya sebagai berikut:
1. Selalu merasa bersalah, tidak berdaya, dan terus menerus membayangkan beragam hal buruh yang belum bahkan tidak terjadi
2. Selalu mengasihi dirinya sendiri, dimana seseorang yang mengalami victim mentality syndrome akan terus mengeluh dan mengasihi dirinya sendiri serta terus-menerus membahasa tentang permasalahan yang ia hadapi tanpa adanya upaya untuk mencari problem solvingnya
3. Memiliki suasana hati yang cenderung kepada hal-hal negatif saja seperti: menyalahkan diri sendiri, menyalahkan orang lain, hingga melebih-lebihkan suatu keadaan.
Gejala yang dialami oleh penderita victim mentality syndrome  atau VMS umumnya akan menjadi pemicu berlangsung gejala mental yang lebih serius, seperti halnya depresi dan sebagainya. Terlebih lagi jika penderita VMS juga memiliki pengalaman traumatis di masa lalu, hal ini dapat membuat seseorang akan menyebabkan terjadinya gangguan mental dan berakibat fatal.
Setelah mengetahui definisi dan ciri-ciri penderita victim mentality syndrome, berikut merupakan cara mengatasinya:
1. Mencintai diri sendiri. Self love memiliki dampak yang sangat besar terhadap kehidupan seseorang oleh karena itu urgensi keberadaan self love dalam kehidupan seseorang sangatlah berarti
2. Berupaya mengembangkan self efficacy (kepercayaan seseorang atas kemampuannya dalam menguasai situasi dan menghasilkan sesuatu yang menguntungkan)
3. Bersyukur dalam keadaan apapun dan selalu percaya bahwa jika bukan hal baik yang patut kita syukuri maka selalu ada hikmah di balik kejadiannya
4. Menjauh serta membuang pikiran-pikiran negatif dalam diri.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline