Lihat ke Halaman Asli

Pertamina Rombak Direksi Subholding dan Anak Usaha, Apa Dampaknya?

Diperbarui: 21 Februari 2024   15:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Pertamina, perusahaan minyak dan gas milik negara, baru-baru ini mengumumkan perubahan jajaran direksi di enam subholding dan anak usahanya. Langkah ini diambil sebagai bagian dari upaya penyegaran kepemimpinan dan peningkatan kinerja di lingkup Pertamina Group.

Perubahan direksi ini meliputi Pertamina Hulu Energi (PHE), Kilang Pertamina Internasional (KPI), Pertamina New Renewable Energy (PNRE), Pertamina International Shipping (PIS), Pertamina Training & Consulting (PTC), dan Patra Jasa. 

Menurut Fadjar Djoko Santoso, Vice President Corporate Communication Pertamina, perubahan direksi adalah hal yang biasa terjadi dan tidak ada kaitannya dengan isu-isu tertentu. Ia menegaskan bahwa Pertamina tetap berkomitmen untuk melanjutkan transisi menuju energi bersih dan dekarbonisasi, serta mencapai target emisi netral pada tahun 2060 atau lebih cepat.

Ia juga mengatakan bahwa Pertamina harus terus berinovasi dan beradaptasi lebih fleksibel untuk menghadapi tantangan bisnis di masa depan dan mencapai ketahanan, kemandirian, dan kedaulatan energi nasional.

Lantas, apa dampak dari perombakan direksi ini bagi Pertamina dan industri energi Indonesia?

Dampak Positif

Salah satu dampak positif yang diharapkan dari perubahan direksi ini adalah adanya peningkatan kinerja dan efisiensi di setiap lini bisnis Pertamina. Dengan adanya direksi baru yang memiliki latar belakang dan pengalaman yang beragam, diharapkan dapat membawa ide-ide segar dan strategi baru untuk mengembangkan bisnis Pertamina.

Selain itu, perubahan direksi ini juga menunjukkan komitmen Pertamina untuk melakukan transformasi bisnis dan organisasi sesuai dengan visi dan misi perusahaan. Pertamina ingin menjadi perusahaan energi kelas dunia yang berkontribusi bagi pembangunan berkelanjutan Indonesia.

Dengan adanya direksi baru yang memiliki kompetensi dan integritas tinggi, Pertamina dapat meningkatkan kredibilitas dan reputasinya di mata publik, pelanggan, mitra, dan pemangku kepentingan lainnya. Pertamina juga dapat memperkuat tata kelola perusahaan yang baik dan transparan, serta mencegah praktik-praktik yang merugikan perusahaan.

Dampak Negatif

Di sisi lain, perubahan direksi ini juga berpotensi menimbulkan dampak negatif, terutama dalam jangka pendek. Salah satu dampak negatif yang mungkin terjadi adalah adanya ketidakstabilan dan ketidakpastian di dalam organisasi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline